Suembe memakannya dengan lahap. Terakhir menyesap kopi hangat.
"Bagaimana?"
Suembe menyahut dari sofa, "itu. Di meja. Dibungkus dalam kardus."
Kongsinya beranjak, menuju meja berantakan, mengambil hasil dari kardus. Meraba dan melihat satu lembaran merah dengan cepat. Mengernyitkan dahi.
"Bagus banget sih. Tapi...."
Dada Suembe mengembang. Senyumnya mekar, "tapi apa?"
"Memang ada pecahan 200.000?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H