Tetapi kenapa pergi ke bengkel mesti di malam hari? Tidak bisakah pada akhir pekan? Atau di siang hari?
Jawaban "ya" yang hampa mengambang di dalam kepala. Berhenti di ujung tenggorokan setelah suaminya meminta izin.
"Aku pergi dulu ya, Mah."
Keterasingan berkecambah ketika lelaki itu menyelesaikan suapan terakhirnya. Tidak seperti biasanya, malam itu ia hanya mengambil sedikit nasi, seciduk kuah dan isinya. Padahal rawon merupakan masakan kesukaannya.
Sang istri merasa, pikiran suaminya tidak sepenuhnya berada di meja makan. Dengan hati-hati wanita menawan itu bertanya.
"Papah masuk angin? Atau masakan mamah kurang enak?"
"Tak masalah. Papah hanya akan pergi ke bengkel."
"Bengkel? Sudah malam, kan! Apa..."
"Ada. Cuma ada satu di kota ini. Papah mesti segera ke sana."
"Tapi...."