Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Kolonial, Kekayaan yang Diruntuhkan

19 Agustus 2022   06:46 Diperbarui: 25 Agustus 2022   12:18 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Wisata yang selalu sepi (dokumen pribadi)

Banyak kantor lembaga penelitian dan pengembangan pertanian. Setelah para penelitinya dilebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kumpulan gedung besar itu jadi apa? Tanya pada rumput bergoyang.

Pastinya, kebun-kebun percobaan telah dihancurkan, diganti tanaman berupa gedung-gedung modern.

Lebih parah lagi, kebun koleksi tanaman industri dibabat habis menjadi rumah tinggal dan kebun wisata ilmiah.

Kebun Wisata yang selalu sepi (dokumen pribadi)
Kebun Wisata yang selalu sepi (dokumen pribadi)

Taman Sains yang selalu sepi (dokumen pribadi)
Taman Sains yang selalu sepi (dokumen pribadi)

Perlu diketahui, tanaman industri adalah tanaman berukuran relatif besar dengan usia penanaman yang umumnya lama. Setahun atau lebih. Hasilnya (buah, daun, kulit) memiliki nilai komersial, untuk makanan, minuman, kosmetik, dan sebagainya.

Di dalam kebun tersebut terdapat indukan tanaman industri dari berbagai daerah, bahkan dari negara-negara lain. Ada beragam jenis pohon: cokelat, pala, kayu manis, kopi, teh, kapuk dan lainnya yang saya lupa/tidak tahu namanya.

Ya! Kebun berisi koleksi tanaman industri penting berada di seberang rumah. Sejak tahun 1990-an harta kekayaan tersebut dihancurkan.

Saat itu seorang pejabat yang berkuasa sebagai kepala kantor memerintahkan penebangan koleksi tanaman industri. Menggantinya dengan tanaman batu bata dan semen sebagai tempat untuk hunian kerabatnya. 

Ketika berkuasa, kepala kantor itu merekrut anak-anaknya, keponakan, dan keluarga dari kampung halaman sebagai pegawai negeri tanpa melihat kualifikasi dan kualitas.

Sebagian persil lainnya dibagikan gratis kepada pegawai senior, pejabat kotamadya, dan orang penting lainnya sebagai ongkos tutup mulut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun