Sehari-hari sebagian besar anggota merupakan pengusaha bidang konstruksi. Sumber pembiayaan berasal dari kantong anggota dan donatur.
Tidak sepeser pun dari partai pengusung yang saat itu baru dibentuk di Kota Bogor. Malahan, pengurus partai gamang ketika diajak bekerja-sama.Â
Boro-boro uang, gagasan untuk mengadakan acara pemenangan di Kota Bogor pun tak punya.
Gemes melihat pengurus partai pengusung yang lamban. Hanya menunggu anggaran partai.
Tim relawan sepenuhnya menanggung biaya penyelenggaraan acara, pencetakan poster, produksi kaos, biaya sewa bus untuk mengangkut partisipan ke kampanye akbar di Jakarta.
Partai lebih fokus kepada kegiatan internal dan, mungkin, kegiatan-kegiatan dibiayai oleh pengurus pusat.
Seusai Pilpres 2004 di mana SBY-JK berhasil duduk sebagai Presiden dan Wakil Presiden, Tim Relawan bubar.Â
Inisiator memperoleh penghargaan. Anggota memperoleh ucapan terima kasih dari inisiator yang merupakan pemborong senior itu.
Akhirnya, semua orang yang terlibat dalam Tim Relawan kembali kepada kegiatan sehari-hari.
Saya juga kembali fokus dalam merintis usaha. Membangun kerajaan sendiri yang menghasilkan uang.Â
Tidak pernah lagi ikut-ikutan menjadi relawan pada periode selanjutnya. Sampai sekarang.