Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengabaikan Makna KTR, Tidak Peduli atau Rendah Literasi?

6 Agustus 2022   19:58 Diperbarui: 6 Agustus 2022   20:17 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung nasi dan gado-gado di lingkungan SD (dokumen pribadi)

Kota Bogor. Jumat pagi. Etalase warung Sumedang yang menyisip di halaman sebuah SD menahan langkah kaki. Selain masakan matang, tersedia  gado-gado.

Takbutuh lama, penjual mengangsurkan sepiring gado-gado dengan tingkat kepedasan sedang.

Sepiring gado-gado (dokumen pribadi)
Sepiring gado-gado (dokumen pribadi)

Sedikit muncul tanya, kok ada warung di lingkungan sekolah? Ternyata yang berjualan adalah istri penjaga SD.

Tempat makannya bersih dan asri. Tanaman memayungi pembeli dan siapa saja yang sedang menunggu.

Tidak hanya ibu-ibu pengantar anak menjadi konsumen, orang umum yang hendak meredam pemberontakan di dalam perut juga mampir.

Dua orang, wanita berkerudung dan lelaki kurus, sudah lebih dulu menempati meja pojok. Pasangan tersebut tampak mesra, duduk berimpitan saling berbisik.

Ah, mereka bukan anak-anak. Mereka orang yang sudah sangat dewasa. Sejoli berusia matang yang masih tampak serasi.

Dengan penuh kasih, wanita berkacamata menyendok nasi dan mengulurkan ke bibir lelaki kurus. Sesuap demi sesuap.

Sang lelaki setelah mengunyah makanan, mengisap gulungan putih berisi tembakau. Lalu menghembuskan kabut. Bahagia sekali. Berkali-kali ia mengeluarkan asap putih seperti sepur kluthuk)*.

Kegiatan menyuapi usai. Menyisakan dua piring dengan nasi bersisa. Hhhh...., mubazir.

Seusai membayar, lelaki kurus beranjak ke sisi kiri, menuju tempat parkir motor. Sang wanita melangkah dengan pasti ke arah kanan.

Baru setelah mereka pergi, orang-orang yang sedang makan bergumam, "apa tidak baca tulisan di depannya? Dari tadi ngebul terus...."

***

Sebanyak 417 dari total 514 Kabupaten/Kota di Indonesia telah menerapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (Sumber: Kemenkes, 15/11/2021).

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) merupakan area yang seyogianya tidak diperkenankan merokok, termasuk menjual produk tembakau. Makanya warung nasi dan gado-gado tersebut tidak menyediakan rokok.

Sejak tahun 2009 Pemerintah Kota Bogor menetapkan Peraturan Daerah tentang KTR di: 

  • Tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (sekolah); 
  • Fasilitas kesehatan; 
  • Sarana olahraga;
  • Tempat bermain anak dan/atau berkumpulnya anak-anak;
  • Tempat ibadah;
  • Tempat kerja; 
  • Kendaraan angkutan umum; dan 
  • Tempat umum.

Mestinya sosialisasi, peringatan kepada warga, dan penempelan maklumat larangan merokok pada tempat-tempat ditentukan telah dilakukan.

Termasuk di area sekolah tempat warung nasi dan gado-gado itu berada. Ada tulisan yang menjelaskan.

Ya! Persis di depan meja panjang tempat makan terpampang spanduk bertuliskan:

KAWASAN BEBAS ASAP ROKOK, Jangan Cemari Sekolah kami dengan Asap Rokok Anda

Spanduk Kawasan Bebas Asap Rokok (dokumen pribadi)
Spanduk Kawasan Bebas Asap Rokok (dokumen pribadi)

Setiap orang yang duduk di sekitarnya mestinya membaca peringatan tersebut. Tidak terkecuali suami istri tersebut, eh, atau sepasang kekasih?

Meskipun ada maklumat, ada saja orang yang abai dan tetap merokok di tempat-tempat yang ditetapkan sebagai KTR.

Lelaki kurus di atas adalah contoh. Terus merokok, kendati jelas-jelas berada di area ruang publik yang dilarang merokok.

Diduga ia tidak peduli dengan adanya Kawasan Tanpa Rokok. Itu sangkaan sementara.

Atau dengan terkaan lebih baik, lelaki kurus tersebut hanya kurang menguasai kemampuan membaca, alias rendah literasi. Maklum, lagi kasmaran.

Atau redaksi pada spanduk diubah menjadi: Dilarang Merokok?

)* Kereta uap berbahan bakar kayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun