Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbuat Kebajikan agar Hidup Lebih Baik

24 Juli 2022   05:59 Diperbarui: 24 Juli 2022   10:20 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang penderita stroke sedang dituntun (dokumen pribadi)

Demikian pula sebaliknya, perbuatan buruk tidak hanya berakhir pada diri sendiri. Dampaknya akan menimpa penerus.

Jadi, adalah sangat penting membayar hutang perbuatan buruk yang tidak kita tahu jumlahnya dengan berbuat kebajikan. Jangan tanya: sampai kapan selesainya?

Perspektif Identitas yang Sebangun

Kepercayaan diri membawa saya lebih mandiri. Yaitu dengan cara aktif menulis di Kompasiana dan sering menguatkan fisik dengan cara berjalan kaki. Bisa menyusuri gang. Pergi ke alun-alun. Ke lapangan di mana ada keramaian. Ke mana saja yang sekiranya masih sanggup ditanggung badan.

Saya bertemu dengan berbagai orang berkarakteristik yang sekeadaan. Memiliki persoalan kesehatan serupa. Kolesterol, tekanan darah tinggi, diabetes, atau karena jatuh terbentur di bagian kepala menjadi lantaran serangan stroke.

Belakangan saya tidak jarang bertemu dengan mereka. Atau malah "dipertemukan?" Entahlah. 

Penderita stroke menunggu pemeriksaan dokter (dokumen pribadi)
Penderita stroke menunggu pemeriksaan dokter (dokumen pribadi)

Seorang penderita stroke sedang dituntun (dokumen pribadi)
Seorang penderita stroke sedang dituntun (dokumen pribadi)

Penderita stroke lekas mengindentifikasi satu sama lain. Cepat akrab berbincang, kendati belum saling mengenal nama. Barangkali karena senasib. Sebuah perspektif identitas yang sebangun.

Orang-orang itu menimbang dirinya sama dengan saya, tapi sebagian belum mampu berlaku seperti saya. Tepatnya begini, saya kerap bertemu dengan setidaknya 9 orang penderita stroke dalam radius 500m dari rumah. Sebagian bersemangat hidup, sebagian lagi pesimis.

Tiga orang yang bila bertemu selalu saling menyemangati, biarpun tiada satu pun yang tahu kapan akan pulih kembali. Sisanya tampak putus asa dengan hanya mampu dan mau duduk saja sambil berjemur. Diajak jalan-jalan enggan, karena merasa belum tumbuh rasa percaya dirinya. Merasa hidupnya sudah "habis".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun