Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sungai Harapan

4 Juli 2022   07:57 Diperbarui: 4 Juli 2022   07:58 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika berjumpa, lelaki perlente menjabat erat tanganku dengan kedua tangannya. Wajahnya menggambarkan kegembiraan. Kami bercakap-cakap sebentar saling bertanya kabar, sebelum menuju meja teller.

Kertas persegi ditukar dengan tumpukan uang yang akan digunakan sebagai modal awal lagi di bisnis landromart berikutnya. Di tempat berbeda.

Setelah memasukkan uang ke dalam tas ransel, lelaki berkacamata hitam itu menyerahkan amplop tebal berwarna cokelat.

"Ini untuk kamu. Cukupkah?"

Aku berseri-seri, ingin segera pulang menemui istriku.

Kendati kelak aku tidak pernah membayangkan, sekalipun dalam mimpi, betapa banyak pria berseragam serba hitam mengurung rumah.

Sebagian menerjang, menendang garang.  Sisanya berjaga-jaga dengan waspada. Terlalu waspada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun