Reuni Alamanda 82 hari Sabtu pekan lalu menyisakan kisah yang sayang untuk dilewatkan. Paling sedikit ada tiga catatan:
- Dua wanita penjemput yang masih elok dipandang.
- Nyaris memperoleh hadiah utama.
- Dan sanjungan karena membagikan artikel Kompasiana.
Penjemput Cantik
Sebuah pesan melalui aplikasi perpesanan telah meruntuhkan niat saya untuk tidak menghadiri undangan reuni. Tiada lagi alasan untuk menghindar.
Sekitar pukul delapan lebih sebuah mobil merah menjemput. Awalnya asing dengan wajah manis yang menggenggam setir. Kemudian cair setelah ia mengenakan diri.
Waktu berputar cepat. Atau ingatan sudah lemah?
Ternyata kawan lama beda ruang kelas. Hartini berdandan simpel dan apik membungkus perawakan bak masih berseragam putih abu-abu.
Duduk di sebelahnya - saya tidak bakal melupakannya - adalah Ning. Teman dekat dari sejak SMA sampai sekarang. Sahabat baik tanpa perubahan sifat, wajah, maupun penampilan, kecuali usianya yang menua.
Anak saya menuntun sampai gerbang, mendekatkan bibirnya ke telinga saya, "itu ya yang kata Ibu, pacar Bapak sewaktu SMA?"
Nyaris Menang Undian
Kami bertiga sepakat, memarkirkan mobil di halaman kompleks pertokoan di sebelah gedung dituju. Lebih mudah dan masih kosong.
Registrasi di selasar penerimaan menjadi ajang keakraban. Tiga penerima tamu merupakan kawan-kawan penuh kekeluargaan.
Hartini menulis nama pada buku tamu. Ning mencatatkan namanya sendiri dan nama saya.
Maka kami bertiga memperoleh nomor yang akan diundi untuk door prize. Nyaris berurutan: 032, 034, dan 035.
Undian secara bertahap dilakukan setelah acara makan siang. Tak ada satu pun dari nomor di atas menyangkut.
Hingga tiba pada puncak acara pengundian. Hadiahnya berupa TV 32 inci. Muncul situasi harap-harap cemas.Â
Mungkin semua peserta yang hadir merasa demikian. Bukan soal nilai, tapi kebanggaan memperoleh hadiah utama.
Pembawa acara mengumumkan nomor pemenang. Angka cantik. Nomor kecil. Kembar pula. Yaitu: 033!
Kapan pemilik nomor itu menyempil di antara kami bertiga yang mendaftar bareng?
Sanjungan atas Artikel
Keseruan, kemeriahan, dan pertemuan setelah 40 tahun menjadi momen tak terlupakan. Demi menumpahkan rasa bahagia, saya menulis sebuah artikel, kemudian mengunggahnya ke kanal diary di Kompasiana.
Sebuah catatan biasa yang menjadi luar biasa, karena telah mengundang lebih dari 500 pemirsa per tanggal 1 Juli 2022. Kejutan menyenangkan bagi saya.
Kegembiraan lalu saya bagikan kepada satu sahabat panitia reuni. Lha kok ndilalah dia sebarkan ke WAG kelas dan Alamanda 82 (alumni SMAN 2 Kota Bogor angkatan 1982).
Sebelumnya saya tidak pernah sekalipun membagikan artikel ke grup perpesanan tersebut.
Reaksi para anggota mencengangkan. Membaca komentar berseliweran membuat haru mengiris ruang dada. Nyaris meledakkan bendungan di kelopak mata.
Bagusnya perasaan terkejut, senang, dan bangga akhirnya mampu mengatasi kekacauan perasaan tersebut.Â
Demikian tiga kisah tersisa dari reuni lalu. Disimpan dalam catatan sebagai pengingat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H