Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pesona Jakarta, Andaikan Kelak Tidak Lagi sebagai Ibu Kota

22 Juni 2022   08:54 Diperbarui: 24 Juni 2022   04:45 2100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pedagang kerak telor oleh tresiahoban3 dari pixabay.com

Ketan putih yang telah direndam semalaman disangrai di wajan, lalu ditambahkan telur. Tutup, tunggu sampai kering atau matang. Penjual akan menambahkan bumbu halus yang terbuat dari kelapa parut, cabai merah, kencur, jahe, merica, gula pasir, ebi.

Foto pembuatan kerak telor oleh Nicholas Ryan Aditya melalui kompas.com
Foto pembuatan kerak telor oleh Nicholas Ryan Aditya melalui kompas.com

Bumbu tersebut diratakan ke seluruh permukaan ketan, menggunakan bilah pipih dari bambu. Setelah agak mengering, wajan dibalik. Ketan dan bumbu terbakar langsung di atas api. Setelah matang, bawang goreng ditaburkan.

Cara memasak yang unik. Menjadi pertunjukan menarik bagi pembeli.

Saya pun bertanya, "asli Betawi?"

"Bukan. Dari Garut (Jawa Barat)."

Rupa-rupanya ia datang bersama rombongan yang juga penjual kerak telor. Ternyata mereka datang dari jauh untuk meraup rezeki di ibukota.

Kerak telor tidak hanya tersedia selama PRJ. Dan tidak hanya di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, tetapi kita juga dapat menjumpai penganan unik ini di trotoar jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Tidak hanya di situ. Sekitar 50km arah selatan kota yang tidak lama lagi tidak menjadi ibukota itu, di trotoar jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, terpergok sejumlah pedagang kerak telor.

Ilustrasi pedagang kerak telor oleh tresiahoban3 dari pixabay.com
Ilustrasi pedagang kerak telor oleh tresiahoban3 dari pixabay.com

Bahan pembentuk, cara membuat, dan rasa sama persis dengan penganan serupa di Jakarta. Penjualnya pun adalah warga yang berasal dari Betawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun