Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penjualan di Warung Ini Meningkat Berkat e-Delivery

16 Juni 2022   17:58 Diperbarui: 16 Juni 2022   18:00 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerupuk mi (dokumen pribadi)

Gagasan utama peletakan usaha kuliner adalah lokasi strategis. Dulu. Kini dengan ruang tidak ideal pun bisa berjaya dalam berjualan makanan minuman.

Awal hari cerah. Cocok untuk melenturkan otot-otot kaki, kendati sedikit jauh dari rumah. Pada satu gang sempit tampak tulisan: "Gado-gado Mba I". Langkah akhirnya mengikuti tanda panah. Tubuh menghempas ke bangku plastik.

Warung sederhana
Warung sederhana "gado-gado Mba I" (dokumen pribadi)

Warung sederhana dengan barang dagangan utama berupa gado-gado, ketoprak, rujak ulek, asinan, dan karedok. Harga bervariasi, Rp 14-17 ribu. 

Jajanan pendamping: kerupuk asoy, kerupuk mi, enyek-enyek)*, gorengan, buras, kopi sasetan seduh. Dengan harga berkisar dari Rp 1.250 hingga Rp 5 ribu.

Kerupuk asoy berukuran 1,5 kali lingkaran piring (dokumen pribadi)
Kerupuk asoy berukuran 1,5 kali lingkaran piring (dokumen pribadi)

Ada tiga wanita paruh baya --sepertinya tetangga dekat-- duduk di kursi panjang. Satu menunggu pesanan gado-gado. Dua orang lainnya sedang memainkan telepon di genggaman. Emak-emak zaman now banget! 

Saya hanya memesan kopi seduh. Awalnya. Lalu ngemil kerupuk mi setelah melihatnya di dalam toples plastik. Gurih. Tambah satu lagi. Habis. Ganti mencomot oncom hitam (menjes) goreng, lalu melahap pisang goreng, buras isi oncom, dan camilan lain.

Secangkir kopi (dokumen pribadi)
Secangkir kopi (dokumen pribadi)

Kerupuk mi (dokumen pribadi)
Kerupuk mi (dokumen pribadi)

Terakhir, menyeruput kopi sambil ngobrol dengan Bu Miskem, pemilik warung gado-gado Mba I. Oh ya, rupanya "Mba I" merek dagang, berasal dari sebutan orang sekitar yang berarti mbah'e.

Bu Miskem, pemilik warung gado-gado Mbak I (dokumen pribadi)
Bu Miskem, pemilik warung gado-gado Mbak I (dokumen pribadi)

Bu Miskem mengisahkan, sebelum ini warung di halaman rumahnya itu sepi. Baru setahun terakhir ia mendaftarkan outlet-nya ke aplikasi penyedia jasa pesan-antar makanan.

Terlihat stiker tiga perusahaan jasa e-Delivery terbesar di Indonesia menempel pada kaca etalase.

Bukan Bu Miskem yang melamar menjadi merchant, tetapi anaknya. Putranya lebih familiar dengan dunia digital. Bu Miskem cuma "mencet-mencet" HP ketika menerima pesanan. Hasil penjualan secara daring masuk ke dompet digital.

Jadi pendaftaran merchant dan rekening adalah urusan putranya, yang berprofesi sebagai pengemudi ojol.

Rata-rata penjualan harian melalui e-Delivery sekitar 10 pemesanan, dengan tren menaik. Pada akhir pekan meningkat dua hingga tiga kali lipat. Tak jarang satu konsumen memesan lebih dari satu item. Bisa lima bungkus sekaligus.

Berbeda dengan pelanggan dine-in dan take-away. Umumnya pembeli semacam ini berasal dari tetangga sekitar dan pelintas seperti saya.

Tidak banyak. Rata-rata kurang dari lima pembeli dalam sehari. Ditambah satu dua tetangga nongkrong.

Berbeda dengan warung serupa, yang berjarak 100-150 meter, di tepi jalan ramai dilalui orang. Satu ketika saya sempat melihat 3-4 sepeda motor parkir, sementara pengendaranya menyantap gado-gado. Itu dalam satu momen. Selama buka, diperkirakan, warung pinggir jalan itu dikunjungi lebih dari 15 pembeli.

Dengan kata lain, meskipun terpencil di dalam gang sempit, warung sederhana itu menjual lebih banyak via daring, dibanding pesanan di tempat. Penjualan meningkat berkat penggunaan aplikasi pesan-antar makanan (e-Delivery). 

Pelaku bisnis kuliner di lokasi kurang strategis boleh juga meniru keberhasilan Bu Miskem.

***

Menutup pembicaraan, saya menandaskan kerupuk mi di piring. Lalu bertanya total tagihan atas:

  • Secangkir kopi.
  • Dua kerupuk mi.
  • Satu kerupuk asoy (1,5 kali lingkaran piring)
  • Satu buras (lontong isi oncom).
  • Satu pisang goreng.
  • Satu oncom hitam (menjes) goreng.
  • Sebungkus pepes oncom
  • Sepiring remahan kerupuk mi.

"Semuanya sepuluh ribu rupiah," ujar Bu Miskem.

"Haaah...?"

)* enyek-enyek: keripik terbuat dari bubur singkong

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun