Jangan sekali-kali memintas hutan larangan. Bisa bernasib sial! Kecuali kalian mampu memberikan sajian kepada penunggu. Tumbal pesugihan!
Napas tersekat. Bola mata melekat. Huruf-huruf pada panel tertinggi sebuah gedung mentereng mengingatkan kepada perselisihan dengan sahabat karibnya.
Sekitar dua puluh tahun lalu cerita bermula dari sebuah persimpangan jalan pemicu pertengkaran.
"Jangan lewat situ!"
"Ini lebih singkat!"
"Ingat! Pak Tua mewanti-wanti agar tidak menerobos hutan larangan."
"Aku ingin lekas tiba."
"Terserah kau lah..."
Memutuskan perselisihan dengan cara berbeda. Bagaskoro meneruskan perjalanan sesuai arahan. Dhananjaya menembus celah di antara belukar yang merupakan satu pilihan jalan menuju pesugihan. Memintas hutan larangan.
Tujuan mereka sama: mencari pesugihan di bawah pohon Dewandaru.
Kedua orang bersahabat itu demikian habis ikhtiar dalam upaya uang secara ajek, juga dalam jumlah patut, baik dengan cara bekerja maupun berusaha.