Di kota Bogor, pengalaman mencicipi soto juga lumayan. Seperti soto ayam khas Banjar (Kalimantan) di sekitar jalan Pajajaran. Atau Soto Madura di Jalan Sudirman. Juga soto rempah di dekat rumah.
Pastinya, beberapa kali menjajal tiga jenis soto khas Bogor: soto santan (kuning dan putih), soto mie, soto bening.
Pertama makan soto santan pada waktu SMA. Dekat sekolah mangkal tukang soto yang kemudian menjadi langganan. Kuah bersantan dengan pilihan isian: potongan daging sapi, jeroan, ayam, telur dadar, perkedel. Disesuaikan dengan isi kantong.
Soto santan kuning yang tersohor adalah di jalan Suryakencana dan Sukasari (soto salam). Soto sejenis, tapi tanpa kunyit, yang juga saya anggap enak adalah soto Bang Ali di Pejagalan. Dulu, entah sekarang pindah ke mana. Satu lagi soto santan berwarna putih dapat ditemui di jembatan Empang yang buka mulai sore hari.
Pertama mengenal soto mie adalah waktu remaja. Penjaja pikulan tiap sore berkeliling seperti tukang bakso sekarang. Penasaran akan rasanya, saya mencobanya. Kuah yang cenderung merah dituang ke dalam mangkuk berisi mi kuning, potongan risoles dan daging.Â
Rasa enaknya terkenang sampai kini. Makanya saya agak kesulitan menemukan rasa soto mie yang sepadan.
Soto bening, saya kurang begitu suka. Lidah tidak mengecap adanya keistimewaan. Tidak jauh berbeda dengan kuah bakso. Beberapa penjual soto bening, memperlakukan air rebusan daging sebagai kuah bakso atau soto mie.
Mengetahui bahwa saya penggemar soto, seorang kawan merekomendasikan warung soto mie yang, katanya, terkenal enak. Ditinjau dari segi jarak, tidak jauh: 2,4 km dari rumah. Bisa ditempuh kurang dari sejam dengan berjalan kaki.
Pada Sabtu pagi minggu lalu, bersama keluarga menuju Kota Paris. Kawasan yang dibangun pemerintah kolonial Belanda itu, bersisian dengan sungai Cidepit dan kampung Sindang Sari.Â
Disebut Kota Paris karena menyajikan pemandangan indah. Dulu sekali. Kini panorama ke Gunung Salak tertutup bangunan yang tepat berdiri di tepi bantaran sungai.Â
Tak jauh dari ujung bangunan panjang tersebut berdiri warung tenda berukuran besar. Warung di Jalan Semboja itu dibangun cukup luas agar dapat menampung banyak pengunjung.Â