Selama perjalanan tidak mengalami haus, kendati saat pulang berjumpa dengan sinar terik matahari. Demikian halnya dengan rasa lapar. Tidak menjadi beban. Tiada penderitaan.
Tiga kali bolak-balik menempuh perjalanan ke tempat terapi, dengan berjalan kaki pada bulan Ramadhan, ternyata menyenangkan. Tidak ada gangguan berarti. Saya tetap mampu menunaikan ibadah puasa sampai akhir hari. Insha Allah.
Bisa jadi pada kesempatan berikutnya saya memilih berjalan kaki menuju rumah sakit: untuk pemeriksaan rutin dokter spesialis, pemeriksaan laboratorium, dan keperluan lainnya.
Melawan rasa malas adalah satu jalan keberhasilan untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Melawan rasa malas yang datang dari diri sendiri dalam segala bentuk dan dalih.
Jadi, melawan rasa malas adalah mengabaikan persepsi hambatan di dalam pikiran. Meskipun sedang berpuasa, saya menantang diri sendiri berjalan kaki jarak jauh demi menyingkirkan ego, keras kepala, dan perasaan paling benar.
Ternyata bisa, kendati perjalanan dilakukan pada bulan Ramadhan. Apakah itu berkah Ramadhan? Saya percaya demikian.
Mungkin pembaca punya pandangan lain?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H