Hanya Allah SWT dan diri sendiri yang mengetahui apakah seseorang sedang berpuasa. Orang lain tahunya ia menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk.
Dari rumah makan sahur. Dalam perjalanan menuju tempat beraktivitas, minum kopi dan merokok di warung tertutup kain. Dikemas dengan cuci muka dan berlagak lemas menahan lapar.
Pulang, berbuka seperti biasa saat azan magrib berkumandang.
Dalam kasus lain terjadi perbuatan-perbuatan yang mungkin tidak membatalkan, tetapi mengurangi kekhidmatan ibadah puasa. Kebetulan peristiwa di bawah ini dialami oleh saya sendiri.
Karena alasan pekerjaan yang tidak beres, saya bertengkar dengan seorang kawan. Adu mulut dengan suara keras. Saling berhadapan. Demikian dekat sehingga masing-masing bisa melihat mata memerah penuh amarah. Entah mengapa, dalam keadaan perut kosong darah mudah mendidih.
Lain waktu, bakda tarawih saya menuju tempat rahasia, menemui seorang pejabat pengadaan. Membawa kantong keresek hitam berisi sejumlah uang. "THR" tersebut diserahkan dalam rangka memperoleh sebuah proyek konstruksi.
Ingat kejadian itu, saya merasa sangat bersalah. Telah berbuat curang yang kendati tidak diketahui oleh orang lain, tetapi Allah SWT pasti mengetahui.
Ketika ngabuburit pada sore selepas asar jalanan ramai. Di tepi berjajar penjual takjil beraneka-ragam. Pengendara dan pembeli warna-warni, dengan menggunakan busana irit bahan.
Ada wanita memakai celana terlalu pendek. Ada yang memperlihatkan pundak putihnya. Mata tidak bisa menghindar --tepatnya: pura-pura tidak bisa menghindar---dari pemandangan indah. Eh ...
Padahal menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan bukan hanya menahan lapar dan minum. Ia merupakan laku menahan diri dari perbuatan curang dan nafsu.
Sebagaimana dikutip dari laman sebuah situs, pada bulan suci bagi muslim terdapat sepuluh amalan di bulan Ramadhan. Amalan-amalan yang membentuk perilaku terpuji dan merupakan pembelajaran menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk.
- Melaksanakan Sahur. Disunahkan agar mengakhirkan sahur selama tidak memasuki waktu yang diragukan.
- Menyegerakan Berbuka. Orang berpuasa agar segera berbuka ketika terdengar azan magrib.
- Membaca Doa saat Berbuka.
- Mandi Besar. Menunaikan ibadah puasa dalam keadaan suci sebelum terbitnya fajar.
- Menjaga Ucapan. Perkataan kotor dapat menimbulkan dosa dan dapat mengurangi pahala puasa.
- Menghindari Perbuatan Nafsu. Atau menghindari pandangan kepada hal-hal yang menimbulkan nafsu. Tidak makan (sahur dan buka) kekenyangan.
- Memperbanyak Sedekah. Dianjurkan untuk memberikan makanan dan minuman kepada orang saat berbuka puasa. Juga sedekah bentuk lain.
- Melakukan I'tikaf di Masjid. Terutama pada waktu sepuluh hari terakhir.
- Membaca Alquran. Akan semakin baik jika banyak khatam membaca kitab suci tersebut.
- Konsisten. Tidak terputus dalam menjalankan amalan-amalan setelah bulan Ramadhan usai.
(Ulasan lengkap dapat dibaca di sini)
Berpuasa di bulan Ramadhan adalah kesempatan sangat baik untuk menggembleng diri, dalam hal membentuk perilaku terpuji:
- Mengendalikan hawa nafsu.
- Melatih disiplin diri dengan berlaku on-time, tertib, serta tunduk pada ketentuan Allah SWT dan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah, tanpa pengawasan orang lain.
- Berlaku jujur dan tidak curang (contoh: korupsi) berdasarkan kesadaran diri. Bukan sebab disuruh oleh orang lain.
- Melatih sikap empati kepada sesama dan alam semesta. Juga membangun kehidupan sosial yang bermartabat dengan sesama.
- Melatih berlaku hening melalui bacaan ayat-ayat suci, berkomunikasi khidmat kepada Sang Khaliq. Sering berlaku hening akan membuat kita menjadi pribadi tenang.
Jadi, amalan-amalan dan hasil pemaknaannya --berupa perilaku terpuji---tidak hanya berhenti diterapkan pada bulan Ramadhan. Pengejawantahannya seyogianya berkelanjutan selama sisa sebelas bulan berikutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI