Dengan riang menunggang sepeda motor tua sambil bersiul. Menjual Beras organik ada keuntungan realistis untuk membeli bensin dan menyambung hidup esok hari, batin Kasto.
Perjalanan pulang masih jauh. Menjelang simpangan terakhir jalan protokol nan lengang, tiba-tiba bagian buritan oleng disertai suara desis tajam. Roda belakang kempis dengan cepat.
"Dua ratus meter ke depan ada tambal ban. Persis di sudut pertigaan," seru seseorang.
Kasto menghela sepeda motor. Dengan napas berkejaran tiba di tukang tambal. Tidak butuh waktu lama, roda sudah pipih kehabisan napas segera dibongkar. Paku panjang ditarik dari satu titik pada karet bundar itu.
"Ban dalam mesti diganti baru. Robeknya terlalu parah."
Kasto menunduk, melihat dengan saksama kerusakan tersebut.
"Berapa harga ban dalam baru? Emang tidak ada bekasan?"
Tukang tambal ban menggeleng, "hanya ada yang baru. Yang paling bagus. Cuma lima puluh ribu termasuk ongkos pasang."
Kasto termenung. Kedua matanya menatap ruang kosong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H