Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ngebon di Warung Teman, Bayar Kontan di Gerai Lain

8 Maret 2022   09:06 Diperbarui: 12 Maret 2022   02:45 2134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi warung kopi dan jajanan sederhana (dokumen pribadi)

Perilaku buruk yang kemudian menjadi preseden bagi segelintir teman yang memandang enteng persoalan jual beli milik teman sendiri.

Kecuali diterapkan sistem penjualan secara kredit, pedagang umumnya berharap menerima pembayaran kontan. Uang tunai dan aset yang mudah dicairkan sebagai tunai digunakan untuk membeli barang persediaan. 

Biasanya, toko grosir hanya mensyaratkan pembayaran tunai bagi pembelian barang.

Begitu siklus usaha di warung sederhana. Merogoh kantong membeli barang persediaan (mi instan kering, kopi saset, rokok, telur, sayuran, dan sebagainya). Barang diolah dan dijual kepada pembeli dengan mengutip keuntungan wajar. Besoknya, hasil penjualan tunai digunakan untuk mengganti dan menambah persediaan.

Siklus transaksi harian itu berlangsung secara tunai.

Jadi, bila ada yang membayar dengan utang, maka terpaksa pemilik warung mau tidak mau merogoh lagi pundi-pundi. Bahkan bisa menyurutkan jumlah stok dibeli, jika jumlah piutang menumpuk.

Bisa juga menyurutkan semangat pemilik warung sederhana untuk melanjutkan usaha. Seperti yang terjadi pada teman tersebut di atas, tidak sampai satu tahun usaha mikro tersebut tutup.

Artikel ini tak hendak membedah pengaruh utang terhadap usaha mikro, tetapi mengenai perilaku kita sebagai pembeli pada bisnis teman sendiri.

Pertama. Boleh jadi seorang teman berharap memperoleh keuntungan tunai. Kala membuka usaha (warung sederhana dan lainnya). Bukan keuntungan akrual, di mana hasil dicatat ketika terjadi pemufakatan jual beli.

Uang tunai tersebut digunakan untuk membeli stok barang dagangan. Akan membuatnya repot tatkala dibayar dengan catatan.

Kedua. Pemilik warung berharap penjualan tunai, karena selisih antara penerimaan dengan pembelian merupakan keuntungan tunai yang bisa segera dimanfaatkan. Entah untuk menambah modal atau untuk membeli susu anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun