Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Negeri Represif

24 Februari 2022   08:57 Diperbarui: 24 Februari 2022   11:00 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kopi, korek api, rokok (dokumen pribadi/dari laman FB Budi Susilo)

"Gak sebanyak itu. Palingan sebungkus."

"Ooooh," Ferguso berpikir cepat, "sebungkus dikalikan tiga puluh hari.... Aha...!"

Rudolfo berang, "ya gak begitu juga itung-itungannya... Pokoknya pemerintah negeri ini berlaku represif. Titik! Serba mengekang, memaksa, menindas rakyat."

Perdebatan terhenti. Suara azan magrib berkumandang. Ferguso menyeruput kopi hingga tersisa ampas. Lantas bangkit, bergegas menuju surau bersama pengunjung lain.

Demikian pula dengan Rudolfo. Menyeruput kopi bersama sebagian ampasnya, lalu bergegas ke arah berlawanan. Pulang.

Mpok Yumi yang bahenol berseru, "hooy..., mana duitnya?"

Tanpa menengok, Rudolfo berteriak, "ntar-sok... sekalian kopi yang kemarin-kemarin!"

-TAMAT-

Catatan: kisah di atas tidak nyata. Semata-mata rekaan pengkhayal pagi. Nama-nama diambil dari fantasi berkelebat, tidak ada hubungannya dengan siapa pun jua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun