Seusai mereka melakukan olah TKP, barulah petugas medis mengurus korban luka-luka dan jenazah. Lantas mengusungnya ke dalam ambulans beriringan. Tak lama sirene meminta jalan. Semakin lama gemanya mengecil.
Sementara itu petugas pemadam kebakaran mulai menyingkirkan rongsokan mobil ringsek, sepeda motor remuk, dan becak sudah tidak berbentuk. Dengan alat kecil dan alat besar. Oh ya, petugas dinas perhubungan juga datang, membawa kendaraan derek.
Petugas kepolisian menyebar, mengaduk seluruh isi kota, mencari keberadaan SUV merah yang lenyap ditelan keramaian dan gedung-gedung angkuh. Berkat catatan pelat nomor disertai kejelian aparat, mobil mewah tersebut ditemukan di parkiran lantai bawah gedung Nusantara.
Namun petugas terperangah. Terdapat lima SUV mewah berwarna merah. Merek sama. Jenis serupa. Pelat nomor sama persis. Untungnya, bumper yang penyok sana-sini membawa bercak-bercak mengering, belum diganti. Para petugas tersenyum lega.
Tiga di antaranya beranjak menuju pintu lift. Menekan tombol berangka 7. Para petinggi tersebut menuju sebuah pintu mahoni. Mengetuk-ngetuk.
Seorang gadis berkacamata, berpakaian formal, tapi rok span dikenakannya terlihat terlalu pendek, membuka pintu. Seusai mengenalkan diri sembari menyampaikan maksud kedatangan, tiga pria itu memasuki sebuah ruangan mewah dengan interior serba kayu mahoni.
Seorang pria tambun bangkit dari kursi kulit buatan Italia. Wajah pias menyilakan para tamu untuk duduk.
"Maaf, mengganggu waktu bapak."
Dengan gagap menjawab, "ada yang bisa dibantu?"
"Dari laporan warga. Dari gambar rekaman CCTV di persimpangan jalan, dan dari video amatir yang viral, terbukti kendaraan yang dikemudikan oleh bapak telah menyebabkan kecelakaan maut."
Hening.