Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pisang Cokelat, Kue Sederhana yang Enak juga Laris untuk Jualan

19 Januari 2022   16:58 Diperbarui: 19 Januari 2022   16:59 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pisang cokelat (melalui KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES)

Selain enak dan murah, pisang cokelat merupakan kue sederhana yang laris untuk barang dagangan. Ikuti kisah di bawah ini dan cara membuatnya.

Indonesia pada tahun 1997/98 mengalami bencana ekonomi buruk: krisis moneter!

Padahal sebelumnya diberitakan di media massa, para petinggi meyakini bahwa fundamental ekonomi amat kokoh. Tidak mungkin ter-dampak oleh krisis keuangan Asia.

Sebuah kejemawaan yang mencerminkan percaya diri berlebihan tanpa menakar, mengantisipasi datangnya gelombang tsunami finansial. Kemudian........ Boom!

Tidak perlu lagi diungkit kenangan buruk itu. Saya turut merasakan langsung dampak yang menyembilu.

Lonjakan kurs dolar memengaruhi keuangan perusahaan tempat saya bekerja, yang membayar sewa kantor dengan mata uang asing itu. Kendati kurs pembayaran sewa properti lebih rendah daripada kurs valuta asing, tetap saja masih mencekik.

Berikutnya, yang paling parah, para pejabat pemerintahan yang biasa dihubungi mendadak alim. Tidak mau melakukan KKN. Mereka "tidak lagi" mengenal kita, orang-orang swasta yang biasa memberi upeti. Padahal bagian terbesar putaran bisnis perusahaan tempat saya bekerja, bersumber dari fasilitas yang diberikan pejabat tersebut (nepotisme).

Tidak butuh lama, perusahaan ambruk tanpa bisa memberikan pesangon bagi seluruh karyawan yang diberhentikan. Banyak perusahaan dan karyawan mengalami nasib serupa.

Sebelum persediaan uang yang sudah menipis terkikis, segera saya mengubah orientasi perolehan sumber keuangan keluarga.

Berjualan! Satu hal yang sama sekali tidak pernah terpikirkan. Ya demi perut, apa pun kegiatan menghasilkan mesti dijalani.

Setelah berdiskusi panjang dengan keluarga, akhirnya diputuskan untuk menjual kue pisang cokelat. Selain mudah membuatnya, enak, murah, dan unik karena penganan ini masih minim pesaing. Waktu itu hanya ada penjual pisang cokelat yang tersohor di Setiabudi, Jakarta Selatan. Lainnya, dalam jumlah terhitung jari, ada di Pasar Baru dan kawasan keramaian lainnya.

Singkat cerita, pisang cokelat diolah di rumah, kemudian dijual di Parkir Timur Senayan (sekarang bernama Gelora Bung Karno/GBK). Berdagang setiap hari Sabtu dan Minggu, dari pagi sampai siang.

Mobil hatchback buatan Jerman menjadi lapak. Dengan membuka pintu bagasi, pisang cokelat digelar. Di sampingnya berdiri payung taman berikut beberapa kursi plastik.

Memanfaatkan mobil sebagai lapak jualan bukan hanya saya yang melakukan. Banyak. Dari mulai menggunakan pick up, mobil box, hingga sedan mewah. Barang dagangannya pun bervariasi, dari mulai produk makanan sampai produk fesyen. 

Lapangan Parkir Timur Senayan pada weekend pagi bak supermarket dadakan. Pengunjung beragam. Mereka yang lari pagi. Yang jalan-jalan. Juga mereka yang khusus datang untuk berburu barang-barang menarik.

Tidak sampai siang, pisang cokelat laris manis. Saya merupakan satu-satunya penjual kue jenis ini. Kemudian sebagian pembeli menjadi pelanggan tetap. Bahkan beberapa pelanggan memesan langsung dan mengambil pisang cokelat di rumah, di Setiabudi, Jakarta Selatan. Kemudian ia berkembang menjadi home industry kecil-kecilan.

Memang larisnya jualan pisang cokelat tidak terlepas dari kondisi persaingan usaha sejenis yang masih longgar. Maka ia mempunyai posisi unik dalam pasar perdagangan kue.

Namun demikian, faktor kualitas berperan penting juga. Sebagai isian hanya menggunakan pisang tanduk. Itu pun khusus dipasok dari Bogor hingga Sukabumi.

Pisang tanduk yang cukup matang dipotong tiga, sebagai bahan isian. Satu sisir pisang tanduk isi sekitar 12 buah ditebus dengan harga Rp 25-30 ribu. Maka isian tersebut bernilai kurang dari seribu rupiah. Murah kan?

Bahan-bahan lainnya harganya juga terjangkau dan mudah didapatkan di pasaran. Tidak perlu berpanjang kata, mari kita tengok cara membuat pisang cokelat di bawah ini

Bahan-bahan

  1. Pisang tanduk matang, ditandai oleh sudut kulit tidak terlalu lancip.
  2. Kulit lumpia diameter besar. Di pasar tradisional tersedia dua jenis, berdiameter besar dan kecil. Pilih yang paling lebar. Biasanya diikat per sepuluh lembar. Di supermarket juga ada, biasanya berukuran besar.
  3. Meses cokelat. Bisa dibeli kiloan di pasar. Pilih yang berkualitas baik.
  4. Secawan air matang yang kelak digunakan sebagai perekat kulit lumpia.
  5. Minyak untuk menggoreng.

Tata Cara Membuat

  1. Setiap buah pisang kupas dipotong melintang menjadi tiga (sekitar 5-7 cm). Terhadap lebar, bukan panjangnya. Bisa lebih, bila pisang terlalu panjang.
  2. Potongan dikerat secara diagonal dan letakkan di bagian sepertiga kulit lumpia.
  3. Potongan yang telah dikerat sedikit ditarik saling berlawanan, sehingga membentuk isian memanjang. Isian terlalu "gemuk" dapat menyebabkan kulit lumpia robek.
  4. Bubuhkan meses cokelat secukupnya.
  5. Lipat sepertiga bagian kulit lumpia ke arah isian. Gulingkan ke arah bagian yang masih melebar. Ujung-ujung memanjang dirapatkan.
  6. Gunakan air matang untuk merekatkan semua ujung agar tidak bocor.
  7. Panaskan minyak dalam teflon. Penggunaan wajan teflon agar pisang cokelat tidak melengkung. Kecuali bagian ujung yang pipih.
  8. Masukkan dengan hati-hati satu persatu. Pastikan pisang cokelat lumayan terendam minyak.
  9. Balik jika dirasa berubah warna. Jangan terlalu sering, khawatirnya ambrol. Meses yang mencair akan menodai minyak.
  10. Setelah semua sisi berubah kekuningan dan kelihatan garing, pisang cokelat boleh diangkat. Tiriskan.
  11. Susun di atas dessert plate atau piring saji. Taburi meses secara acak agar penampilan tampak rancak.

Akhirnya, pisang cokelat siap diletakkan di meja beranda, bersanding dengan kopi tubruk masih mengepul.

Oh ya, selain digoreng, pisang tanduk juga enak dipanggang. Cara membuatnya lebih gampang lagi. Silakan ditengok di sini.

***

Mengunyah pisang cokelat hangat lalu menyesap kopi tubruk adalah kenikmatan tak ter-gambarkan. Sambil bersyukur atas rasa nikmat diberikan, tidak ada salahnya juga memikirkan penawaran kepada kerabat atau tetangga, dengan mengutip ongkos produksi dan keuntungan.

Siapa tahu menjadi sebuah rintisan usaha bidang kuliner?

Catatan: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun