Ada dua cara penyajian mi ayam. Satu: Mi, ayam, kuah dalam satu mangkuk. Lainnya: mi ayam dengan kaldu terpisah. Lantas, mana yang lebih enak?
Mari kita lihat perbedaan gaya antara keduanya, baik dalam penyajian maupun rasa.
Mi Ayam Nyemek
Bisa jadi tipe ini paling populer. Tersedia di banyak gerobak dan warung penjual mi ayam. Mi ayam nyemek adalah sajian mi, taburan ayam, sayur berada dalam satu mangkuk.Â
Nyemek karena dibubuhkan sedikit kuah olahan ayam. Pembeli bisa minta agar lebih  berkuah. Mamang penjual akan menambahkan kuah secukupnya dari buleng (dandang besar).
Taburan (topping) ayam berwarna kecokelatan karena ia diolah selayaknya semur. Potongan ayam dimasak dengan bawang putih-merah, ketumbar, jahe, kunyit, daun bawang, daun salam, serai, kecap manis, garam, merica, penyedap rasa, dan air.
Mi rebus yang telah diaduk dengan minyak ayam, merica, dan sayur ditambahkan taburan bawang goreng, ayam semur dan kuah nyemek. Biasanya disantap sembari dibubuhi kecap manis, saus botolan, dan sambal.
Konon, penyajian mi ayam model begini berawal dari Wonogiri. Kemudian menyebar ke banyak bagian dari negeri ini.
Harganya pun relatif terjangkau. Terakhir makan mi ayam nyemek dengan bakso, saya cukup membayar Rp 10 ribu.
Mi Ayam Pisah Kaldu
Hidangan ini terdiri dari dua wadah. Satu mangkuk berisi mi, sayur, bawang daun rajang, dan ayam. Mangkuk satu lagi yang --biasanya---berukuran lebih kecil berisi kaldu ayam, sayur, dan irisan bawang daun.
Ayam cenderung berwarna pucat setelah direbus untuk diambil kaldunya. Lalu diiris kotak-kotak. Versi lain adalah dicincang halus dengan sedikit bumbu kecap Inggris (Worcestershire sauce), merica.
Daging ayam kotak-kotak maupun cincang lebih menonjolkan rasa gurih asli dari ayam.
Sedangkan kaldu adalah tulang/rongkong ayam yang digodok dalam waktu lama, selain dari hasil rebusan daging ayam (untuk yang versi dipotong kotak).
Saya sempat menjajal mi ayam pisah yang dikucuri jeruk limau. Ia menguatkan aroma dan rasa mi ayam. Tanpa tambahan kecap dan saus botolan, ia terasa enak pakai banget!
Mi juga diaduk dengan minyak ayam, merica, ditambahkan sayur dan rajangan daun bawang. Lalu ditaburi ayam kotak-kotak atau cincang. Bawang goreng bersifat opsional
Dengan mi dan kuah terpisah, kita dapat mengetahui persis masing-masing rasa mi, olahan ayam, dan kaldu. Kuah mengantarkan kepada rasa kaldu yang gurih dan segar, sekalipun tanpa garam dan bumbu penyedap.
Ada yang bilang, cara makannya adalah dengan cara menyantap mi dan ayam terlebih dahulu, diikuti dengan menyeruput kuah. Amboi, enaknya sulit digambarkan!
Sayangnya mi ayam pisah kaldu berharga lebih mahal dibanding mi ayam nyemek yang populer. Seperti ini: Mi Ayam Kampung Asli, Harga Tinggi Rasa Enak Sekali.
Beberapa hari lalu, saya bertandang ke sebuah gerai Chinese Food legendaris di Bogor. Tempat tersebut juga tersohor dengan produk mi ayam pisah.
Sayangnya mi kadung diaduk, sehingga potongan ayam kotak-kotak tidak sempat difoto. Seperti tergambar pada ilustrasi utama. Keburu nafsu sih!
Harganya lumayan. Rp 22 ribu seporsi.
Selain perbedaan penyajian dan harga, sebetulnya mana yang lebih enak?
Terpulang kepada kesukaan masing-masing. Ada yang suka dengan mi ayam nyemek. Ada pula yang lebih menyukai mi ayam pisah kaldu. Tergantung selera. Tidak perlu diperdebatkan.
Kalau saya pribadi hanya mengenal dua hal tentang rasa jajanan mi ayam: enak dan enak sekali.
Doyan atau laper sih?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H