Ada dua cara penyajian mi ayam. Satu: Mi, ayam, kuah dalam satu mangkuk. Lainnya: mi ayam dengan kaldu terpisah. Lantas, mana yang lebih enak?
Mari kita lihat perbedaan gaya antara keduanya, baik dalam penyajian maupun rasa.
Mi Ayam Nyemek
Bisa jadi tipe ini paling populer. Tersedia di banyak gerobak dan warung penjual mi ayam. Mi ayam nyemek adalah sajian mi, taburan ayam, sayur berada dalam satu mangkuk.Â
Nyemek karena dibubuhkan sedikit kuah olahan ayam. Pembeli bisa minta agar lebih  berkuah. Mamang penjual akan menambahkan kuah secukupnya dari buleng (dandang besar).
Taburan (topping) ayam berwarna kecokelatan karena ia diolah selayaknya semur. Potongan ayam dimasak dengan bawang putih-merah, ketumbar, jahe, kunyit, daun bawang, daun salam, serai, kecap manis, garam, merica, penyedap rasa, dan air.
Mi rebus yang telah diaduk dengan minyak ayam, merica, dan sayur ditambahkan taburan bawang goreng, ayam semur dan kuah nyemek. Biasanya disantap sembari dibubuhi kecap manis, saus botolan, dan sambal.
Konon, penyajian mi ayam model begini berawal dari Wonogiri. Kemudian menyebar ke banyak bagian dari negeri ini.
Harganya pun relatif terjangkau. Terakhir makan mi ayam nyemek dengan bakso, saya cukup membayar Rp 10 ribu.