Modusnya, melampirkan surat dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Diduga merupakan hasil penyuntingan.Â
Naskah berisi daftar kendaraan yang akan dilelang. Dengan harga di bawah pasaran pula. Juga ada potongan, bila membayar secara tunai.
Untuk lebih meyakinkan, penipu tersebut berlaku sok akrab kepada sahabat saya. Bahkan, ajaibnya, ia tahu dengan tepat nama julukan kami dan kawan yang lain. Meski tidak sama persis juga, sebagaimana saya utarakan di atas.
Kalaupun ingin menjalin kerja sama serius, biasanya saya akan langsung menelepon sang teman. Pesan hanya sebagai pembuka percakapan, kemudian diikuti dengan pertemuan-pertemuan tatap muka.
Jadi percakapan dikirim melalui WA itu merupakan pesan aneh yang patut diwaspadai.Â
Saya pun menyarankan kepada sang kawan agar segera menghapus pesan tersebut. Kalau perlu melaporkannya kepada pihak berwajib.
Menghadapi pesan-pesan aneh diduga penipuan seperti dimaksud di atas, sebaiknya kita bersikap bijak:
- Mewaspadai pesan dari nomor tidak dikenal atau tidak terekam di dalam buku telepon kita.
- Sering kali pihak penipu mengaku-ngaku mewakili instansi tertentu. Sebaiknya periksa direktori resmi atau mencari tahu keberadaan lembaga melalui mesin perambah.
- Menaruh curiga ketika ia menggunakan: kata yang disingkat, ungkapan janggal, tata bahasa acak-acakan.
- Konfirmasi kepada kenalan yang "dipakai" namanya oleh penipu.
- Tidak tergoda untuk meng-klik tautan, jika dicantumkan. Besar kemungkinan itu adalah jebakan untuk mencuri data pribadi atau mengeruk uang Anda.
- Apabila ada sedikit saja keraguan, segera hapus pesan tersebut. Kalau perlu lakukan pemblokiran. Kendati diketahui, penipu berganti-ganti nomor guna menyamarkan identitas.
Demikian enam langkah yang harus dilakukan, ketika menerima pesan "aneh" atau meragukan melalui media WhatsApp ataupun Short Message Service.
Paling penting: jangan terbujuk oleh iming-iming hadiah atau keuntungan besar. Perasaan tergoda merupakan pintu masuk paling mudah bagi penipu.