Selanjutnya Rena menyatakan, kondisi psikologis tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Peer Group Pressure. Suatu keinginan berpikir dan berperilaku serupa agar diterima oleh kelompoknya.
- Pengalaman Disepelekan. Mungkin saja awalnya seseorang hidup bersahaja, tetapi kemudian merasa banyak orang memandangnya dengan sebelah mata. Menyepelekannya. Agar pengalaman tersebut tidak terulang, ia mengubah gaya hidupnya agar mendapatkan pengakuan.
- Ingin Mendapat Perhatian. Bercermin kepada seseorang dengan gaya hidup mewah yang begitu diperhatikan, dilayani, dan diistimewakan. Maka motifnya agar mendapatkan perlakuan yang sama.
- Bawaan Karakter. Tidak memiliki konsep diri yang kukuh --rendah diri---sehingga cenderung menjadi pengikut orang bergaya hedonis. Mudah terbuai lalu mengikuti gaya hidup melampaui kemampuan.
Artinya, apabila kondisi psikologis ini tidak dikelola dengan elok, maka berpotensi menimbulkan masalah-masalah serius.Â
Misalnya: Memaksakan diri untuk mengadakan benda-benda selain dari kebutuhan utama; Berlaku emosional ketika tidak mendapatkan perhatian sesuai keinginan; Paling buruk adalah melakukan tindakan kriminal (pencurian, penggelapan, bahkan korupsi).
***
Jadi model bisnis long tail penyewaan barang-barang kebutuhan personal yang spesifik dan unik, merupakan peluang menjanjikan bagi pelaku usaha. Konsep usaha ini juga menjadi katup pelampiasan (release valve) pertikaian batin individual.
Sebaliknya ia menyimpan letupan-letupan yang memprihatinkan secara emosional, bahkan memicu perbuatan kriminal, bila tidak dikelola dengan cermat. Beda halnya dengan mereka yang memang telah mencapai tingkatan sosial cukup untuk hidup mewah.Â
Kalau tidak?
Lebih baik hidup nyaman dan aman dengan bersyukur atas segala karunia diberikan oleh Maha Pemilik Kekayaan. Berapa pun nilainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H