Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Long Tail, Bisnis Gengsi yang Menjanjikan juga Memprihatinkan

7 Desember 2021   20:07 Diperbarui: 8 Desember 2021   08:20 1420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Striker klub Real Madrid, Karim Benzema, berpose di antara dua mobil mewah miliknya. Sumber: Akun Instagram pribadi milik Karim Benzema via Kompas.com

Model Bisnis Menjanjikan

Chris Anderson menuangkan konsep bisnis long tail dalam bukunya, "The Long Tail : Why the Future of Business Is Selling Less of More". Model usaha yang cenderung menjual produk sedikit atau fokus pada pasar niche. Maka perusahaan dengan berbagai produk memutuskan untuk menjual produk terlaris saja dan menjadikannya sebagai ceruk atau segmented niche market. (sumber).

Niche market adalah bagian dari industri dengan target pasar lebih spesifik atau lingkup konsumen tertentu yang lebih kecil. Dengan kata lain, niche market merupakan segmentasi dari mass market yang lebih luas.

Long tail berkebalikan dengan model industri produk massal berbiaya besar. Ia tidak memiliki batas ruang pajang dengan beban inventory-rendah. Contohnya, penjual musik daring Rhapsody versus Wal Mart. Layanan streaming itu menawarkan lebih dari 4 juta lagu. Satu hal yang tidak dapat ditandingi oleh Wal Mart dengan 60 ribu judul lagu, mengingat keterbatasan ruang display. (sumber).

Pada skala domestik, bisnis daster, hijab, atau reseller, misalnya, merupakan tandingan department store.

Selain mengatasi persoalan persediaan dan etalase, bisnis long tail juga menyediakan barang yang sangat personal. Tidak hanya menyediakan komoditas sama bagi banyak orang. Termasuk logistik untuk memenuhi kebutuhan pamer dan gaya hidup.

Dengan demikian bisnis sewa mobil mewah, sewa rumah megah, sewa tas branded, aksesoris mahal, sewa pacar menjadi sasaran empuk niche market dengan model bisnis long tail. 

Sebuah pasar potensial bagi start-up ventures dan pelaku UMKM dalam pengembangan usahanya.

Gaya Hidup Memprihatinkan

Di balik fenomena tumbuhnya penyedia barang sewa untuk kebutuhan pamer, gaya hidup dan gengsi dalam rangka memperoleh pengakuan, ada hal yang memprihatinkan. Berhubungan dengan konsumen pengguna dengan beberapa masalah.

Seorang psikolog dari Q Consulting, Rena Masir menyebutnya sebagai gaya hidup hedonis. Aktivitas yang fokus kepada mencari kesenangan, dianut oleh sementara orang yang ingin terlihat "lebih" dibandingkan dengan orang lain. Pribadi yang biasanya selalu ingin menjadi pusat perhatian, senang menggunakan barang mewah dan memperoleh pelayanan khusus (sumber).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun