Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Manis Bersama ART Muda

21 November 2021   09:58 Diperbarui: 21 November 2021   10:05 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Asisten Rumah Tangga oleh suc dari pixabay.com

Memutar ulang film kehidupan, banyak kenangan di sekitar pekerjaan Asisten Rumah Tangga (ART) bergulung. Campur aduk. Manis, asam, kadang pahit. Di antaranya ada kenangan mengharukan yang tak terlupakan.

Proses awal mencari ART merupakan seni mengesankan, juga mengesalkan. Bayangkan. Capek-capek blusukan ke pucuk gunung, ART diperoleh hanya menetap selama sebulan. Dari yayasan, bertahan tidak terlalu lama.

Barangkali yang agak mendingan adalah ART diperoleh dari perantara yang dikenal. Ia cenderung berkelakuan baik, memerhatikan hubungan dengan sang perantara yang biasanya kerabat dekatnya. Perantara pun mereferensikan tenaga kerja tersebut dengan penuh tanggung jawab.

Pengalaman saya sih begitu.

Ada yang meskipun masih muda, cara kerjanya sangat baik. Bertahan sampai dengan dipinang oleh pria beruntung. Ada yang sudah sangat dewasa, rajin bersih-bersih, dan pandai memasak. Macam-macam.

ART paling mengesankan adalah Mbak Hesti. Dikenalkan oleh seorang perantara terpercaya. Gadis muda itu berpenampilan bersih, menarik dengan tutur kata lembut.

Wanita santun tersebut diperlukan, mengingat keluarga muda kami sedang berkonsentrasi penuh merawat putri yang masih kecil. Di samping kesibukan kerja. Seyogianya ada orang lain mengambil alih tugas bersih-bersih, memasak, dan tugas-tugas rumah tangga lainnya.

Dalam perjalanan, ternyata ia pandai mengasuh batita. Hal ini diketahui saat istri kepayahan.

Dengan gesit ia menggendongnya. Mengasuh dan menyuapi. Ia pun kerap mengajak putri saya jalan-jalan. Hubungannya dengan Mbak Hesti demikian akrab.

Kemudian diketahui, Mbak Hesti pernah mengenyam pelatihan merawat anak. Selain itu, caranya memperlakukan anak menunjukkan pengalaman cukup.

Lajang itu demikian telaten meracik makanan batita. Bukan dari bahan pangan instan buatan pabrik! Bukan, tapi diolah dari sayuran dan sumber protein segar. Tanpa pengawet. Tanpa perasa buatan. Alami.

Sampai dewasa, putri saya doyan sayur dan tidak terlalu suka olahan terlalu kuat micin.

Kami sangat beruntung. Kualifikasinya melebihi ART. Babysitter!

Seperti tahun-tahun sebelumnya, satu ketika menjelang lebaran kami mengantarnya ke stasiun. Biasanya dua minggu setelah hari raya ia akan kembali bekerja.

Beranjak dari tempat pertemuan kereta api dan penumpangnya, anak saya melongok ke jok belakang sambil berseru, "cilukba!"

Kosong! Anak saya kecewa. Matanya bergenang, lalu meraung-raung.

Tidak ada Mbak Hesti. Entah di penglihatan putri kami. Kereta telah membawanya menyusuri rel ke arah timur.

Dua minggu setelah lebaran, ia belum datang. Hari berikutnya, tiada kabar. Tiga pekan pun berlalu. Menjelang sebulan, sebuah kabar mengejutkan diterima. Perantara mengabarkan bahwa Mbak Hesti telah wafat.

Ia mengalami kecelakaan di kampung halaman. Sepeda motor dikendarainya ditabrak mobil di jalan Pantura. Saya segera menelepon keluarganya untuk berbelasungkawa dan menanyakan cara mengirim tanda duka.

Sekali ini saya tidak menulis kiat mencari atau menghadapi pekerja di rumah tangga. Akan tetapi mencatatkan pada diary sebuah kenangan manis, sekaligus mengharukan tidak terlupakan, yaitu pengalaman memiliki asisten saat rumah tangga masih baru.

Al Fatihah untuk almarhumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun