Namanya lupa, ya tidak ingat.
Pada dinginnya sepertiga malam, pelupuk menggeliat. Menatap dinding. Semat pendek tertatih meninggalkan bilangan tiga, mengejar jarum panjang yang menyelam sampai dasar.
Cairan disaring dari hasil perjalanan darah ke seluruh tubuh dalam waktu semalam, mendesak-desak ruang penampung. Saya bangun, mengantarkan limbah ke mulut jamban, sekaligus membuka keran untuk cuci muka dan mengambil air wudu.
***
Setelah subuh, mengambil telepon genggam. Pesan-pesan WA menjejali layar. Baca sepintas. Membalas seperlunya lalu mengeluarkannya dari memori.
Lanjut membuka laman Kompasiana. Layar diam. Di bawah lubang kamera tertulis "Tidak Ada Koneksi Internet."
Ingatan yang tinggal separuh berusaha menelusuri. Lima menit kemudian saya baru sadar: lupa bayar internet! Barangkali kemarin malam pukul 23.59 WIB pemilik jaringan menutup jalur internet ke rumah saya.
Salah saya.
Mau menukar pulsa dengan paket data agar dapat menggunakan koneksi data, ternyata perlu hubungan internet untuk menjalankan aplikasi. Warung seluler belum buka. Mau ke ATM terhambat rasa malas.
Ya sudah. Saya berencana membayar tagihan nanti setelah matahari berangkat ke barat.