Jadi tidak begitu sulit memberikan pemahaman mengenai pentingnya memilah limbah dapur. Buangan anorganik ditampung oleh pemulung, atau dibuang ke tempat pembuangan akhir dalam keadaan tidak berbau. Sampah organik bisa menjadi bahan kompos.
Demikian juga yang saya lakukan di rumah. Memilah sampah. Plastik, kertas, dan benda-benda lain yang tidak terpakai diletakkan di depan rumah, agar diambil oleh petugas kebersihan. Kadang pemulung.
Sedangkan bungkus daun, potongan sayur, trimming (sisik, sirip) ikan, tulang ayam, kulit buah dan umbi-umbian (kentang, bawang, lengkuas) menjadi bahan kompos.
Caranya?
- Gali lubang 3020 cm2 sedalam 25 sentimeter di halaman. Atau sesuaikan dengan jumlah sampah organik.
- Bila lahan tidak memungkinkan, bisa gunakan ember, pot, dan wadah tak terpakai lain. Isi bagian bawah dengan tanah, isi di atasnya masukkan sampah, lalu tutupi lagi dengan tanah.
- Tutup wadah dengan papan, plastik atau aluminium foil.
- Letakkan wadah di atas bebatuan agar tidak langsung terkena air.
- Sampah dalam lubang dan wadah akan cepat panas dan membusuk. Pembusukan tersebut terjadi karena adanya mikroorganisme pengurai.
- Lakukan pengadukan, setidaknya, setiap minggunya, agar bagian panas di bawah berpindah ke atas.
- Sampah baru bisa ditambahkan, sembari timbunan diaduk.
- Setelah satu setengah bulan, atau setelah tidak berbau, sampah dalam lubang dan wadah menjadi kompos siap pakai.
Kompos siap pakai dapat digunakan untuk keperluan menambah kesuburan media tanam tumbuhan di rumah.
Jadi, mulai sekarang mari kita berupaya memilah dan mengolah limbah dapur, agar menjadi bahan berguna, berupa kompos.
Siapa tahu, pengolahan yang kian membesar dapat dikomersialisasi, sehingga menghasilkan keuntungan tambahan.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H