Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Memilah dan Mengolah Limbah Dapur

27 September 2021   08:58 Diperbarui: 27 September 2021   21:38 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi limbah dapur yang sudah dipilah (Dokumentasi pribadi)

Kerumitan utama perkara pengelolaan sampah, berkaitan dengan perilaku warga masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan juga memilahnya secara terorganisasi.

Maka, gelas plastik bekas minuman, bungkus biskuit, kantong kresek tergeletak begitu saja di jalanan dan selokan.

Kalaupun dibuang ke dalam bak sampah, bungkusan berisi benda-benda buangan itu belum dipilah. Materi organik dan anorganik bercampur menjadi satu.

Suatu ketika saya terlibat di kegiatan pengolahan sampah rumah tangga dalam sebuah kompleks permukiman. Proyek sederhana tersebut meliputi:

  1. Pengadaan mesin pencacah partikel organik.
  2. Pembuatan bangunan untuk pembuatan kompos.
  3. Memberikan edukasi tentang pemilahan limbah dapur kepada warga.

Urusan nomor satu dan dua dapat dikelola dengan mudah dan cepat. 

Ihwal ketiga, yakni pengarahan kepada para warga untuk memisahkan sampah, antara organik dan anorganik. Kendati pemberadaban tersebut dilakukan dengan komunikasi intens, melalui rapat-rapat RT, RW, dan sosialisasi door to door.

Ilustrasi limbah dapur yang sudah dipilah (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi limbah dapur yang sudah dipilah (Dokumentasi pribadi)

Hasilnya? Sebagian taat asas mengikuti, sedangkan sebagian besar mengabaikan imbauan itu. Isi kantong sampah masih bercampur aduk.

Untung tidak butuh waktu terlalu lama untuk mengedukasi warga agar memilah sampah. Pemisahan yang akan memudahkan dalam proses pembuatan kompos.

Seingat saya, perlu waktu nyaris setahun untuk membuat mereka menyadari tujuan tersebut. Bagusnya, rata-rata warga perumahan tersebut keluarga muda dan cukup berpendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun