Kemudian kantong-kantong yang sudah dipilah, diletakkan pada bak sampah secara terpisah. Demikian agar petugas pembersihan mampu bekerja sigap.
Bahan mudah hancur segera dikirim ke tempat pembuangan akhir. Anasir keras dapat ditukar dengan lembaran kertas pembeli roti, juga kopi, kepada pengepul barang bekas.
Namun para penghuni rumah-rumah mewah itu bengal, bego, bebal, gemblung, dan berotak-udang, tidak mengindahkan imbauan saya yang berbusa-busa.Â
Mengesalkan!
Mereka masih saja tidak memilih dan memilah limbah, juga membuangnya dengan sembarangan di luar bak sampah.
Sekali lagi. Dan kemudian, sekali lagi selama berkali-kali saya mengingatkan mereka. Upaya itu menumbuhkan benih terang. Dengan menggerutu, sebagian warga mulai memilih dan memilah sampah. Membuang pada tempatnya.
Perlu usaha sekali lagi selama berkali-kali untuk menyadarkan selebihnya, mengenai pentingnya memilih dan memilah sampah, demi mengindahkan kelestarian lingkungan. Sekaligus memerhatikan keperluan petugas kebersihan akan roti dan kopi.
Ikhtiar saya tidak sia-sia. Pada akhirnya, seluruh warga permukiman mewah berisi rumah-rumah megah meluluskan seruan saya. Kini mereka mau memilih dan memilah sampah, juga membuangnya di tempat yang telah ditentukan.
Tiada lagi gunungan sampah bertumpuk-tumpuk. Tiada lagi bau bacin yang menyengat dari buangan busuk.
Atas pencapaian tersebut, atasan langsung saya memberikan penghargaan berupa kenaikan jenjang karier.
"Dengan ini, Anda dipromosikan kenaikan pangkat dan menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan pada departemen baru."