Ketika hendak mematikan lampu, Marni berbisik lirih, "kamu lelaki baik, penuh perhatian."
Wanita bertubuh singset itu menyipitkan matanya. Membuka rahangnya. Deretan gigi putih bergingsul terbuka.
Ia tersenyum renyah dengan menarik ujung bibir merah miliknya, kemudian tersipu, lalu menunduk sambil memalingkan wajah.
Serta-merta lampu warung padam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!