Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Puing yang Bikin Pusing

11 Agustus 2021   07:59 Diperbarui: 11 Agustus 2021   08:06 2199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan potongan kayu di halaman (dokumen pribadi)

Boleh memakai tanah dari tempat lain, sepanjang merupakan tanah bersih. Bebas dari partikel-partikel gampang lapuk, batuan berdiameter lebih besar dari 10 cm, sampah, dan lumpur. Tanah merah dan cadas dianggap tanah uruk baik.

Nah, puing termasuk unsur mengandung bahan mudah lapuk (seperti potongan kayu) dan bongkahan besar melampaui ukuran diperkenankan, sehingga ia kurang baik untuk urukan. Terlalu porous, atau berongga di mana satu saat tanah urukan akan ambles.

Kadang saya menggunakan puing pada lapisan bawah urukan proyek. Barulah di atasnya ditutup (disamarkan) dengan tanah merah atau cadas.

Nyolong? Iya juga. Itu untuk menyiasati (baca: mengurangi) biaya mahal urukan dengan kubikasi banyak. Puluhan kubik urukan menggunakan puing, lumayan kan selisihnya. Tapi jangan ditiru ya!

Puing juga memiliki sifat unik. Untuk kebutuhan urukan, kita harus membelinya seharga Rp300 ribu/rit)*. Membuangnya, kita mesti bayar juga sekitar Rp250 ribu/rit)*. Buang atau butuh puing, sama-sama mengeluarkan biaya.

Mengatasi timbulnya pusing memikirkan pembuangan puing, maka tindakan-tindakan yang saya lakukan adalah:

  1. Menghubungi perusahaan jasa spesialis pemasok/penampung puing. Di Bogor dikenal dengan nama Angtapu, angkutan tanah dan puing.
  2. Pastikan volume puing mengikuti daya muat truk puing (sekitar 3,5-4 M3). Mengingat hitungan pembayaran bukan berdasarkan kubikasi, tetapi truk (ritasi).
  3. Menyalurkan potongan kayu ke pabrik tahu, yang diperlukan untuk bahan bakar.
  4. Usahakan jumlahnya memenuhi bak pickup, agar kayu dijemput oleh mobil pabrik. Menurut pengalaman, potongan kayu sejumlah itu akan dibayar sebesar 100 ribu)* rupiah.
  5. Di bawah volume bak pickup, terpaksa kita mengantarkan sendiri ke pabrik tahu. Nilai imbalan tidak diketahui.

Puing dan potongan kayu bekas bongkaran menumpuk begitu saja di halaman rumah menyebabkan sakit kepala. Maka lakukan langkah-langkah sederhana di atas, agar puing teronggok tidak membuat pusing.

Semoga bermanfaat.

)* Catatan: harga-harga adalah indikasi, keadaan bisa berbeda di daerah lain.

Baca juga: Begini 5 Kiat Memilih Tukang untuk Renovasi Rumah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun