Kehendak untuk mengikuti program vaksinasi melawan Covid 19 surut, seiring munculnya kendala administratif yang saya alami.
Namun tawaran dari Ikatan Alumni SMA Negeri 2 Kota Bogor (ILUNI Smanda) memberikan peluang turut menyukseskan vaksinasi tersebut. Bekerja sama dengan Polresta Kota Bogor, ILUNI Smanda mengajak alumni yang belum divaksin untuk ikut program.
Seperti diketahui, program vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk memutus rantai pandemi dengan menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity). Ahli percaya, butuh 70 persen warga sudah divaksin dalam suatu wilayah untuk mencapai kekebalan kelompok. Selengkapnya dapat dibaca di kompas.com: 4 Manfaat Vaksin Covid-19 yang Perlu Dipahami
Tekanan Darah Melampaui Batas
Setelah mendaftar secara daring, pesan masuk ke gawai memberitahukan jadwal vaksin tahap pertama, pada Selasa (3/8/2021) di aula Gedung DPRD Kota Bogor.
Pada hari ditentukan, saya datang ke lokasi. Proses pendaftaran berlangsung lancar, dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan. Semua berlangsung dalam suasana tertib. Tidak terlihat orang tanpa menggunakan masker, kerumunan, atau desak-desakan.
Tiba saatnya di meja screening. Pemeriksaan suhu tubuh, normal (36,5 derajat Celcius). Tidak ada riwayat kesehatan yang sekiranya tidak membolehkan divaksin. Tetapi saat pengukuran tensi, ternyata tekanan darah saya melampaui batas syarat vaksin. Lebih dari 180/110.
Petugas meminta saya agar istirahat selama 5-10 menit.
Setelah dirasa cukup, kembali saya diperiksa. Masih melampaui batas. Terpaksa hari itu saya gagal divaksin. Diminta kembali esok lusa, setelah berkonsultasi dengan dokter yang menangani saya atau minum obat penurun tekanan darah.
Salah saya. Belakangan memang saya tidak minum obat penurun tekanan dan pengencer darah.
Kehabisan Vaksin
Hari Kamis (5/8/2021) saya kembali dengan percaya diri. Sudah minum obat dan saya merasa tidak "tinggi" seperti sebelumnya.
Suasana tertib, cenderung lebih sepi dibanding hari sebelumnya.
Seusai proses registrasi, tanpa mengantre saya langsung ke meja screening. Saat saya akan diperiksa tekanan darah, dokter pengawas memberitahu bahwa vaksin sudah habis.
Saya merasa kecewa. Sempat berdebat sebentar, tetapi kemudian saya menyadari bahwa tidak ada yang bisa diperbuat. Petugas meminta saya kembali besok pagi.
Divaksin AstraZeneca
Pukul 7.00 pagi saya tiba di gerbang Gedung DPRD Kota Bogor yang dijaga polisi. Calon peserta berkerumun membawa berkas pengantar. Sementara saya tidak membawa apa-apa, kecuali foto kopi e-KTP.
Dengan pasrah saya menyampaikan maksud kepada seorang provoost, yang menanyakan surat pengantar. Saya menjelaskan, bahwa saya alumni SMA Negeri 2 yang --barangkali-- sudah terdaftar. Dengan itu saya diperbolehkan masuk.
Persoalan kedua, saya tidak memiliki nomor antrean sebagaimana peserta lainnya. Saya hanya berdoa, mengharapkan kelancaran.
Sampai di meja registrasi, petugas menanyakan nomor antrean. Sekali lagi, dengan pasrah (mungkin dengan muka memelas) saya sampaikan bahwa saya tidak punya nomor, tetapi saya adalah peserta kemarin yang gagal vaksin.
Petugas akhirnya meloloskan saya masuk, memberikan kartu vaksinasi dan formulir isian. Lega. Tinggal satu langkah agar lolos vaksinasi: screening!
Sebetulnya dada deg-degan, tapi saya berusaha menenangkan diri. Di meja screening, petugas kesehatan melakukan wawancara, memeriksa suhu dan tekanan darah. Lolos screening. Artinya saya layak divaksin.
Oh ya, sebelumnya petugas menerangkan, bahwa vaksin yang digunakan adalah AstraZeneca. Sinovac sudah habis. Vaksin AstraZeneca boleh disuntikkan ke orang berusia di atas 20 tahun. Juga ada kemungkinan penerima vaksin akan menderita demam, dua hari setelah disuntik. Tidak masalah bagi saya.
Akhirnya
Tiba saat saya disuntik vaksin. Tidak ada rasa apa-apa. Masih lebih gatal digigit nyamuk. Setelah itu saya diminta menunggu sebentar, mengobservasi bila ada perubahan atau efek samping dari vaksin, sambil menunggu panggilan untuk pengembalian kartu.
Ketika menunggu, terjadi peristiwa mengharukan. Para petugas dari Polresta Kota Bogor, petugas kesehatan, panitia melakukan upacara penyerahan bendera merah putih. Upacara dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya diikuti oleh seluruh peserta dengan khidmat. Ditutup dengan doa agar vaksinasi sukses mengeliminasi wabah Covid-19 dari bumi Nusantara.
Saya merinding merasakan kekhidmatan yang lama sekali tidak saya alami. Mata mulai berkabut, sepertinya kelopak tidak mampu membendung air tumpah.
Saya beruntung, pada hari itu berkesempatan turut mengikuti upacara bendera, sekaligus berjuang bareng ILUNI Smanda dan Polresta Kota Bogor untuk melawan pandemi Covid-19.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI