Kehabisan Vaksin
Hari Kamis (5/8/2021) saya kembali dengan percaya diri. Sudah minum obat dan saya merasa tidak "tinggi" seperti sebelumnya.
Suasana tertib, cenderung lebih sepi dibanding hari sebelumnya.
Seusai proses registrasi, tanpa mengantre saya langsung ke meja screening. Saat saya akan diperiksa tekanan darah, dokter pengawas memberitahu bahwa vaksin sudah habis.
Saya merasa kecewa. Sempat berdebat sebentar, tetapi kemudian saya menyadari bahwa tidak ada yang bisa diperbuat. Petugas meminta saya kembali besok pagi.
Divaksin AstraZeneca
Pukul 7.00 pagi saya tiba di gerbang Gedung DPRD Kota Bogor yang dijaga polisi. Calon peserta berkerumun membawa berkas pengantar. Sementara saya tidak membawa apa-apa, kecuali foto kopi e-KTP.
Dengan pasrah saya menyampaikan maksud kepada seorang provoost, yang menanyakan surat pengantar. Saya menjelaskan, bahwa saya alumni SMA Negeri 2 yang --barangkali-- sudah terdaftar. Dengan itu saya diperbolehkan masuk.
Persoalan kedua, saya tidak memiliki nomor antrean sebagaimana peserta lainnya. Saya hanya berdoa, mengharapkan kelancaran.
Sampai di meja registrasi, petugas menanyakan nomor antrean. Sekali lagi, dengan pasrah (mungkin dengan muka memelas) saya sampaikan bahwa saya tidak punya nomor, tetapi saya adalah peserta kemarin yang gagal vaksin.
Petugas akhirnya meloloskan saya masuk, memberikan kartu vaksinasi dan formulir isian. Lega. Tinggal satu langkah agar lolos vaksinasi: screening!