Patut diingat, ada tukang juga yang cenderung kerja cepat, boros bahan, dengan mutu hasil kerja mengecewakan.Â
Maka terdapat dua jenis upah borongan, sebagai berikut: Â
1. Upah Borongan per-Meter Pekerjaan
Upah borongan biasanya digunakan untuk pekerjaan dengan jumlah item banyak, rumit, dan membutuhkan waktu lama.
Sebelum negosiasi, dipastikan kita terlebih dahulu mengetahui: lama pekerjaan, jumlah tukang dan tingkat keahlian diperlukan berserta harga upah masing-masing tukang.
Rumusnya sederhana, yaitu:
Harga Borong = (Lama Pekerjaan x Upah Total) + Perkiraan Keuntungan yang akan diambil.
2. Upah Borongan per-Bagian
Upah borongan semacam ini digunakan untuk pekerjaan yang relatif sedikit dan mudah diukur oleh orang awam. Kadang disebut juga sebagai upah borongan per-parameter. Tukang memborongkan tenaga, pemilik menyediakan bahan-bahannya. Tinggal disepakati apakah diukur dengan sistem meter lari (menghitung panjang saja, mengabaikan lebar) atau meter persegi.
Sebelum pekerjaan, bidang yang akan dikerjakan dapat diukur, sehingga perkiraan biaya dapat dibuat. Setelah selesai, hasil pekerjaan dapat diukur-ulang secara bersama, atau dikenal sebagai Mutual Check (MC).