Kalau Penulis? Penulis Amatiran?
Penulis adalah orang yang menuliskan gagasan, pengalaman, dan hasil pengamatan dalam rangkaian kata, lalu artikel tersebut ditayangkan di, semisal blog keroyokan seperti Kompasiana. Karya tulis yang diunggah bisa berupa artikel opini hingga fiksi. Amatir merujuk kepada kegiatan yang dilakukan atas dasar kesenangan dan bukan untuk memperoleh nafkah (KBBI).Â
Penulis amatir adalah mereka yang menarasikan gagasan, pengalaman, pengamatan berdasarkan kesenangan. Tidak terikat. Tanpa imbalan. Hanya kepuasan.
Dengan demikian, bolehlah saya mengangkat diri sendiri dengan jabatan: Penulis Amatiran.Â
Sebagai antitesis dari penulis profesional, tentu saja saya tidak terikat dengan lembaga tertentu, dengan konsekuensi tidak memperoleh gaji darinya. Ada sih obat jerih menulis, yakni berupa K-rewards dan gimmicks, sepanjang memenuhi batasan ditentukan.
Rekam jejak dalam berkompasiana menegaskan penamaan tersebut. Pun saya tidak berfokus kepada satu tema tertentu dalam menulis. Apa saja yang tersangkut di kepala, sesuai dengan minat, hobi, dan kesenangan yang saya miliki. Wis tah, pokok'e nulis!
Sehubungan dengan itu, pekan sebelumnya, di kategori kuliner saya mengulas mengenai soto rempah yang beraroma menggoda dan terasa enak.
Selengkapnya dapat dibaca di:Â Soto Rempah yang Enak dengan Harga Murah
Jumlah pengunjung artikel lumayan banyak, namun belum tentu berpengaruh langsung terhadap penjualan soto rempah tersebut. Lha wong artikel dibuat bukan dalam rangka promosi.
Kemarin saya kembali membeli soto rempah Bu Nelly. Sebelumnya sudah menjajal isian ayam, kini saya memesan soto dengan isian daging. Sama-sama enak. Daging goreng diiris tipis terasa renyah ketika dikunyah.
Saat akan membayar, Penjual tersenyum lalu berbisik lembut, "gak usah, itu kompensasi atas tulisan."
Sejenak saya terperanjat, namun tetap menyodorkan sejumlah uang yang sekiranya pas untuk menebus semangkuk soto dan sebungkus kerupuk. Saya segera beranjak pergi, meninggalkan rasa heran di wajah penjual soto.