Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Body Image, Cara Nyetir Mobil agar Nyaman dan Aman

22 Juni 2021   07:18 Diperbarui: 22 Juni 2021   07:30 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Body Image dalam Nyetir Mobil oleh Nadezhda Diskant dari Pexels

Lho, apa hubungan antara citra tubuh dengan nyetir

Sesungguhnya, body image adalah citra tubuh yang diberikan oleh seseorang terhadap kondisi penampilan maupun fisiknya sendiri. Berkorelasi dengan kesehatan mental seseorang (selengkapnya dapat dibaca di sini).

Tidak begitu! Body image dalam pengertian ini adalah pengenalan terhadap bentuk dan dimensi kendaraan yang seharusnya diketahui oleh pengemudi ketika menjalankan sebuah kendaraan yang jauh lebih besar dari tubuhnya. Tanpa itu, bisa-bisa jalannya mobil kaku merintangi pengguna jalan lain, bahkan dapat menjadi penyebab kecelakaan.

Ia merupakan elemen penting dari pelatihan feeling mengemudi dalam rangka menjaga jarak aman, menghitung jangkauan mobil di depan, samping, dan belakang. 

Khusus perihal seluk-beluk feeling dalam mengemudi ini dijelaskan secara apik oleh Kompasianer Meirri Alfianto di: Belajar Nyetir Pakai Mobil Manual atau Matic?

***

Saya pertama kali “nyolong belajar” mengemudi pada saat kelas dua atau tiga SMP. Ayah kerap dinas ke luar kota, maka mobil sering kedinginan di garasi. Pada kesempatan tersebut, saya belajar menghidupkan, memundurkan kendaraan untuk dicuci, lalu dimajukan lagi masuk garasi.

Tahap awal hanya bisa mengemudi lurus-lurus saja. Dari itu belajar mengenal fungsi pedal gas, rem, dan kopling. Land Rover keluaran tahun 1970 memang masih bertransmisi manual dan tidak dilengkapi dengan power steering.

Waktu itu, power steering, transmisi otomatis, dan AC hanya dipasang pada mobil sedan-sedan mewah sekelas: Mercedes, Volvo.

Setelah lumayan lancar, barulah saya mulai mengeluarkan mobil melewati gerbang, lalu belok menuju jalan sekitar. Melalui tahap-tahap melancarkan itu, akhirnya saya berani mengantarkan Ibu ke pasar. 

Dari situlah akhirnya Ayah saya tahu, bahwa saya kerap nyolong-nyolong belajar mengemudi mobil.

Alhasil saya pun mendapatkan amarah, namun Ayah akhirnya memberikan beberapa petunjuk penting sebelum mengemudi, yaitu:

  1. Mengenal fungsi indikator, pengontrol, pedal, dan tuas di dalam kendaraan.
  2. Memahami cara kerja mesin, transmisi, kopling, dan rem. Ternyata rem adalah bagian krusial yang perlu diperhatikan secara khusus, karena erat kaitannya dengan keselamatan.
  3. Merasakan apakah posisi duduk, menginjak pedal, meraih tombol, dan sebagainya, apakah sudah pas dengan postur pengemudi.
  4. Mengetahui kemampuan dan fungsi kendaraan dibuat. Antara sedan dengan jip, akan berbeda secara kecepatan, akselerasi, dan daya angkut.
  5. Mengerti aturan dan etika dalam berkendara.
  6. Membangun body image dengan mengetahui bentuk dan dimensi kendaraan.

Dengan demikian, saya dilatih agar mengetahui seluk-beluk mengemudikan mobil, selain pemahaman teknis. Waktu SMA, saya sudah mampu nyetir jarak jauh, tentunya didampingi Ayah. SIM A dan C menjadi hadiah ulang ke-17.

Namun rujukan ihwal body image dalam mengemudi kendaraan bermotor, sampai saat ini belum saya temukan pada mesin penelusur web.

Kemudian saya mendefinisikan Body Image sebagai citra yang dibayangkan di dalam kepala atau menyangkut persepsi pengemudi mengenai ukuran kendaraan. Kemudian citra tersebut diletakkan pada diri sendiri, sehingga "tubuh" mobil menyatu dengan badan pengemudi. 

Secara impulsif, pengemudi mengetahui dan merasakan jarak aman mobil dengan kendaraan atau obstacles lain

Dengan itu pula, pengemudi dapat mengetahui titik pandang mati/terhalang pada sebuah kendaraan bermotor, berikut cara mengantisipasinya. Semakin besar dimensi kendaraan, semakin banyak blind spot tersebut.

Sublimasi, pengalaman, dan rasa itu akan membuat pengemudi gesit bermanuver dalam segala medan. Kemahiran tersebut mutlak sering dilatih untuk mengasah rasa (feeling), agar terbiasa lalu timbul perasaan menyatu dengan mobil.

Oleh karena itu body image diperlukan dan menjadi penting, ketika:

  1. Berbelok, agar tidak menyerempet sesuatu apapun di sekelilingnya.
  2. Memarkirkan kendaraan secara layak.
  3. Menjaga jarak aman dan nyaman dengan kendaraan lain atau obstacles di sekitar.
  4. Menyalip kendaraan lain.
  5. Melalui jalur sempit.

Ketika kuliah, seorang teman meminta saya mengemudikan sebuah sedan Holden Statesman dalam rencana konvoi jarak jauh. Mobil mewah berbadan lebar dan panjang itu sudah dilengkapi power steering. Sementara saya terbiasa menggunakan mobil kompak FIAT 124S.

Sehari sebelum keberangkatan, saya berusaha "merasakan" dimensi mobil mewah itu. 

Pembentukan body image tersebut untuk menghindari terjadinya insiden dan accident terhadap mobil dan penumpang dalam perjalanan mendatang.

Tentang insiden/accident dapat dibaca: Crane Terguling di Bogor: Beda Accident, Incident, dan Near Miss

Dalam rangka mengetahui body image tersebut, sebaiknya pengemudi melakukan protokol sebagai berikut:

  1. Mengenali dimensi kendaraan (panjang, lebar, tinggi).
  2. Mengelilingi mobil dengan perlahan untuk merasakan bentuknya. Naluri akan merekam body image dalam ingatan.
  3. Masuk ke dalam kabin, lalu menghitung dimensi dan "menyatukan" tubuh mobil dengan tubuh pengemudi.
  4. Mengatur kaca spion untuk melihat keleluasaan di sekitar mobil.
  5. Menengok sesaat ke belakang (head/shoulder check) untuk mengetahui dan mengantisipasi blind spots.
  6. Kemudikan maju mundur, lalu berkeliling di sekitar untuk menguatkan body image.

Setelah menguasai seluruh sudut atau bidang pandang kendaraan, maka pengemudi siap mengendarai mobil dengan aman dan nyaman.

Maka, body image berkenaan dengan proses pembentukan perasaan seorang pengemudi tentang bentuk dan dimensi mobil. Demikian ia agar:

  1. Menjalankan mobil dengan halus dan mulus, sehingga terasa nyaman bagi dirinya maupun penumpang.
  2. Mengurangi kemungkinan terjadinya lecet pada bodi mobil akibat serempetan. Bahkan dapat menghindari kecelakaan lalulintas yang lebih parah. Aman bagi harta benda dan jiwa.

Oleh karenanya, body image bukan sekadar perhitungan teknis, tetapi ia merupakan pelibatan rasa pengemudi dalam mengoperasikan mobil, baik yang berukuran kecil maupun besar. Ia adalah citra ukuran dan bentuk kendaraan bermotor yang menubuh pada diri pengemudi.

Dengan body image, pengemudi dapat menjaga keselamatan, keamanan, zero accident, dan kenyamanan dalam nyetir (mengemudikan) mobil.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun