"Eh tapi ada kode: Jangan Maen Bal di Sini! Itu mengisyaratkan kepada copet agar kita tidak menjadi sasaran. Konon."
Baca juga:Â Awas Copet, Jaga Diri dan Barang Pribadi Anda
Perjalanan terasa singkat. Rudolfo melihat bangunan stasiun peninggalan Belanda kian jelas dengan lapisan dinding mengelupas. Taklama kemudian, ribuan orang bersecepat turun dari KRL. Berlomba-lomba pulang, ingin segera melepaskan penat, meninggalkan gerbong-gerbong kosong.
Gadis yang sebelumnya pucat, sekarang cerah ceria dan larut dengan ribuan penumpang pulang. Hilang dari pandangan.
Rudolfo duduk di bangku tunggu terbuat dari bekas rel, tersenyum mengingat percakapan penuh kegembiraan, kesenangan, dan kebahagiaan. Bahagia? Senyumnya kian berkembang.
Rudolfo menggigit cabai rawit mengimbangi kunyahan tahu goreng yang dibeli dari pedagang asongan di sebelah tempat duduk besi itu.
Mendadak Rudolfo tercekat, melompat, dan berseru dengan keras, "alamak, aku kehilangan!"
Pedagang asongan bertanya, "dompet atau barang berharga? Sering lho kejadian orang kecopetan di atas KRL."
Pria gagah itu menjawab lemah, "Sial! Ya aku memang kehilangan. Kehilangan wanita idaman."
Senyum Rudolfo surut, merasa kesepian di antara keramaian stasiun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H