Terlihat kontainer berlabel nama perusahaan pelayaran yang berisi mobil pesanan sedang dipindahkan dari lapangan penumpukan ke punggung truk pengangkut.
Kegiatan yang menggetarkan hati. Menyenangkan sekaligus membuat saya bangga melihat perkembangan positif terhadap pesanan perdana.
Saya tidak menyadari kehadiran beberapa orang berbadan kekar, sampai salah satunya menyapa, "lagi lihat barang, bos?"
Saya menoleh lalu mengangguk.
"Barangnya mau aman atau enggak?" Nada datar disampaikan dengan pelan, namun penuh ancaman.
Jon Towel! Preman yang tersohor di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Jon Towel, bukan merujuk kepada nama seseorang, tapi julukan diberikan orang yang meminta sejumlah uang pungli dengan gertakan maupun ancaman.
Sejenak pikiran terbang mengikuti jiwa saya yang beku menghadapi ancaman. Saya demikian gelagapan menangkap gelagat pemerasan itu. Saya sendirian dibanding empat "Jon Towel" itu. Hendak melaporkan secara hukum, saya tidak berdaya. Pun tidak tampak aparat di sekitar.
Sebuah seruan yang cukup keras menyadarkan saya, "Pak Budi, ngapain di sini?"
Saya berikut empat preman menoleh, tercengang. Saya menjabat tangannya dengan senang.
Seorang berseragam dengan logo Pelindo menghampiri, "sedang ngapain? Ada barang yang lagi diurus?"