"Bah! Dia kembali rupa-rupanya."
Baiklah, saya punya rencana paling pamungkas agar segalanya menjadi tuntas. Sebelum melaksanakannya, saya terlebih dahulu melakukan hal lain.
Suatu sore, pada sebuah batu persegi yang basah saya mengasah pisau agar tajam setajam-tajamnya. Demikian, agar selembar kertas HVS yang sedang melayang-layang di udara dijamin terpotong sempurna oleh pisau dapur itu.
Kemudian saya merealisasikan rancangan di dalam kepala. Mewujudkan rencana tindakan dengan sempurna. Setelah itu, saya mencuci tangan sebersih-bersihnya dengan cermat. Keramik putih wastafel memerah.
Maka, selesai sudah perkara pembuat sakit kepala. Saya pun kembali kepada kehidupan damai
Tiada lagi suara mengeong-ngeong terus-menerus dengan suara nyaring yang bising, membuat kuping berdenging, kepala pusing, pada saat menikmati sarapan, santap siang, makan malam, maupun ketika membuka pintu kulkas.
Tenteram. Damai. Sentosa. Sunyi.
"Pah, uang BLT sudah hampir habis. Coba urus lagi!"
"Susah, Mah ...."
"Makanya. Jadi laki-laki tuh jangan di rumah saja. Sudah beberapa lama ini? Pergi cari kerja, kek! Pokoknya pulang bawa duit!"
"Tapi situasi pandemi begini ...."