Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Jangan Egois, Gunakan Artikulasi Sederhana dan Mudah Dimengerti

17 April 2021   07:03 Diperbarui: 17 April 2021   07:10 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pria kelahiran 1977 itu terlatih menulis sejak di pesantren, dari mulai menulis di catatan-catatan karena disuruh oleh Kyai pembimbingnya sampai mengisi majalah dinding.

Penggubah buku dan berbagai esai yang tulisannya puitis, karena kerap membuat puisi dan cerpen, dalam kesempatan tersebut memberikan kiat-kiat menulis. Saya menginterpretasinya sebagai berikut:

  1. Setiap manusia punya bakat penulis, ia adalah pemberian Tuhan. Setiap orang bisa menulis, tapi mesti tekun melatih dan membiasakan diri untuk menulis.
  2. Menyediakan waktu untuk menulis. Pria kelahiran Sumenep, Madura, tersebut menghabiskan waktu 5-6 jam sehari untuk menulis, bila tidak ada kegiatan lain. Ia memang gila menulis, dalam keadaan demikian bisa menghasilkan 15-30 halaman karya tulis sehari.
  3. Menjadi penulis tidak akan miskin, pun tidak akan kaya. Perasaan memberi kepada orang melalui tulisan itulah yang membuat tidak akan pernah merasa miskin.
  4. Menulis adalah mengalirkan energi dari otak manusia yang berkapasitas 5 juta GB kepada orang lain.
  5. Menulis menyehatkan. Maka kita berusaha untuk sehat, juga tidak sedih. Jangan menulis kalau sedang sakit, karena hasil tulisan akan sakit. Kalau sedih, tulisan juga akan sedih.
  6. Waktu menulis yang disarankan adalah setelah bangun tidur, terutama pukul 3 dini hari sampai menjelang waktu Subuh, ketika inspirasi pagi berdatangan.
  7. Sebagaimana ibadah, menulis pun harus khusyuk (tekun, bersungguh-sungguh).
  8. Tulislah apa yang dikuasai atau sesuai bidang pengetahuan.
  9. Perbanyak baca agar tidak kehabisan ide.
  10. Menyampaikan dengan bahasa yang jelas dan tidak berpanjang kata.
  11. Penulis siap diapresiasi dan juga dikritisi.
  12. Mulailah dengan kalimat tunggal yang sederhana, bukan kalimat majemuk yang rumit (kompas.com menerangkan perbedaan ini).

Oleh karena itu, penulis tidak boleh egois, bisa bersikap adaptif. Ia mampu menulis sesuatu yang sederhana dan dimengerti banyak orang. Ibarat berceramah kepada orang banyak, sebuah karya tulis memberikan inspirasi, menghibur, dan menimbulkan gagasan baru.

Kesimpulan dari paparan Gus Mis di atas, adalah:

Setiap manusia adalah penulis. Ditambah dengan ketekunan dan kemauan untuk membiasakan diri, agar menghasilkan karya tulis yang reflektif dan komunikatif.

Karya tulis yang dihasilkan tidak membuat kening berkerut. Tidak membuat berat otak.

Bacaan yang tidak mendorong pembaca meminum pereda sakit kepala, sebab menulis itu bukan untuk mempromosikan obat penghilang sakit kepala.

Akhirnya, menjadi penulis janganlah egois. Ia mengguratkan pena dengan menggunakan artikulasi atau penyampaian sederhana dan mudah dimengerti pembaca.

Mari kita belajar cara menulis.

Baca juga: Penulis Serius adalah Pembaca Serius

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun