Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ternyata Kebun Ini Menyimpan Kekayaan Flora Penyembuh

22 Maret 2021   05:57 Diperbarui: 22 Maret 2021   06:08 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto tanaman Ki Urat (dokumen pribadi)

Belum lama, Pak Tjiptadinata Effendi menyampaikan informasi berharga tentang kegunaan kulit kayu manis untuk melawan penyakit kepikunan. (Selengkapnya bisa dibaca di sini).

Rupa-rupanya hasil bumi, selain untuk rempah, juga bermanfaat sebagai obat.

Berbagai jenis tanaman rempah dan obat tumbuh pada sebuah kebun wisata di Bogor. Tempat rindang tersebut dibuka untuk umum tanpa perlu membayar tiket masuk.

Memang kurang hits untuk selfi, karena tidak ada spot kekorea-korean dan kebule-bulean.

Akan tetapi bagi pecinta tanaman dan mereka yang haus pengetahuan, maka lokasi tersebut merupakan oasis. Terdapat banyak jenis tanaman.

Penjaga kebun bertubuh subur meyakinkan saya bahwa di dalamnya telah ditanam sekitar 600 jenis tanaman rempah dan obat, sedangkan informasi resmi menyatakan ada 250 tumbuhan.

Terlepas dari perbedaan keterangan tersebut, ternyata kebun itu menyimpan kekayaan tumbuhan berkhasiat yang merepresentasikan kekayaan hayati Indonesia.

Karena artikel akan terlalu panjang jika masing-masing tanaman diterangkan, maka hanya sebagian kecil saja yang akan ditampilkan kepada dewan pembaca. Barangkali di antaranya, ada pemerhati yang berkenan menggali kekayaan tersebut, sebagai berikut:

  1. Nilam (pogestemon cablin), kegunaannya sebagai antiseptik, wasir, sakit kepala.
  2. Sembukan/Kahitun (paedaria poetida), berguna untuk mengeluarkan angin, obat nyeri lambung.
  3. Kembang Coklat (zephyrantes candida) sebagai obat liver, ayan, kejang.
  4. Ki Urat (plantago major) bisa meluruhkan air kencing, batu ginjal, tonik.
  5. Tahi Kotok (tagetas erecta l.), mengatasi sakit gigi, radang mata, radang tenggorokan.
  6. Sambang Darah (excoecoria cochichinea) meredakan haid tidak teratur, perdarahan, muntah darah.
  7. Som Jaya (talimun recemosum) bermanfaat untuk mengobati ....... (agar artikel gak terblokir otomatis, isi sendiri titik-titik itu).
  8. Terong KB, Kecubung, dan banyak sekali tanaman yang tidak sempat dicatat. Saking banyaknya.

Foto tanaman Nilam (dokumen pribadi)
Foto tanaman Nilam (dokumen pribadi)
Foto tanaman Sembukan (dokumen pribadi)
Foto tanaman Sembukan (dokumen pribadi)
Foto tanaman Kembang Coklat (dokumen pribadi)
Foto tanaman Kembang Coklat (dokumen pribadi)
Foto tanaman Ki Urat (dokumen pribadi)
Foto tanaman Ki Urat (dokumen pribadi)
Foto tanaman Tahi Kotok (dokumen pribadi)
Foto tanaman Tahi Kotok (dokumen pribadi)
Sambang Darah (excoecoria cochichinea) meredakan haid tidak teratur, perdarahan, muntah darah.(dokumen pribadi)
Sambang Darah (excoecoria cochichinea) meredakan haid tidak teratur, perdarahan, muntah darah.(dokumen pribadi)
Foto tanaman Som Jaya (dokumen pribadi)
Foto tanaman Som Jaya (dokumen pribadi)
Demikian gambaran selintas, kebun pajangan yang menyimpan berbagai tumbuhan penyembuh alami.

Akan lebih bagus jika kekayaan hayati tersebut tidak hanya dipelihara, tetapi dimunculkan potensinya sebagai alternatif asupan kesehatan dan penyembuhan. Sebagaimana telah dilakukan oleh nenek moyang kita dan juga pabrik jamu berteknologi modern.

Harapan besarnya, negeri yang kaya dengan aneka sumber hayati ini mampu menghasilkan produk kesehatan yang memiliki keunggulan komparatif dalam perdagangan internasional.

Memang ada Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Kementerian Pertanian, tetapi lembaga itu hanya menghasilkan prosiding, jurnal, dan kertas ilmiah lainnya. Tidak terdengar hasil berupa kebijakan strategis berkaitan dengan industrialisasi tanaman rempah dan obat.

Seharusnya institusi pemerintah itu diisi oleh teknokrat dan kaum idealis yang memikirkan kejayaan Indonesia, bukan melulu barisan birokrat.

Pun jangan dicampuri orang seperti saya, pengusaha kelas pecahan beling yang hanya berorientasi kepada skala keekonomian semata.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun