Rumah baru ini keterlaluan besarnya, terletak di kawasan perumahan elite yang hanya dipunyai oleh para pejabat dan pengusaha kelas kakap.
Pengusaha kasta teri seperti Pono cukup puas mengagumi kemegahan dan kemewahan properti itu. Memilikinya adalah mimpi.
Sambil menggendong kucing imut-imut, kawan karib itu menghampiri.
Pono memajukan tangan, "selamat ya atas rumah baru dan jabatan karier tertinggi di Pemda."
Lelaki itu semringah. Tangannya mengelus hewan peliharaan yang jinak, "tadinya Mpus ini adalah kucing garong, kerap nyolong lauk di meja makan."
Dengan hidung mengembang ia menjelaskan, hal itu berkat didikan dan perawatan cermat.
Dibawanya ke salon khusus hewan setiap dua hari sekali. Diberinya tempat tidur mewah khusus kucing. Dibelikannya makanan impor agar kucingnya merasa kenyang dan nyaman.
Perbincangan semakin hangat, ketika mengenang kenakalan waktu remaja.
Pejabat itu terbahak-bahak, mengingat bagaimana dirinya yang tidak becus dalam semua mata pelajaran bisa mendapatkan nilai bagus. Mereka tertawa sampai mengeluarkan air mata.
Kucing imut-imut menggeliat, melepaskan diri dari pangkuan majikannya, karena mencium aroma merangsang yang berasal dari ruang makan.
Ekor mata Pono mengikuti mamalia lucu pemakan daging itu sedang merendahkan diri, berjingkat-jingkat, mengendap-endap menuju meja makan.