Sebetulnya pemerintah Jepang sangat ketat dalam menyaring pendatang yang dicurigai akan melakukan praktik prostitusi.
Untuk menyiasatinya, beberapa oknum di negara kita "mengemas" wanita muda itu dengan kemampuan seni budaya lokal, yang juga melibatkan beberapa instansi. Dengan itu, para wanita muda itu dianggap eligible atau lolos untuk masuk ke Jepang dengan visa kunjungan, bukan visa bekerja.
Jadi patut diduga, pengiriman wanita muda sebagai "duta budaya" ke negara Jepang hanya sebagai kedok belaka dari prostitusi terselubung.
Saya bergabung dengan sindikat itu tidak terlalu lama. Hati nurani menafikan gelimang bisnis tersebut.
Semoga modus duta budaya semacam itu sudah tidak ada lagi saat ini.
Sumber rujukan:Â 1