Sampai kapanpun mereka layak diperlakukan sebagai orang tua. Meskipun asal muasalnya adalah orang lain.
Orang  lain menjadi saudara, famili, dan apapun yang sebutan yang menyatakan sebagai keluarga besar, akibat terjadinya hubungan perkawinan.
Oleh karenanya, mertua sudah selayaknya dianggap sebagai orang tua sendiri. Pantas mendapatkan curahan kasih sayang, kendati tidak memiliki hubungan darah dengan kita.
Pun tidak ada istilah mantan mertua, sebagaimana tiada dikenal sebutan mantan anak.
Pono diajarkan oleh orang tuanya bersikap demikian.
Begitu janji suci diucapkannya kepada Vinny, putri sulung mertuanya, saat itu pula Ia menganggap, memperlakukan, dan menyatakan di hadapan publik, "mereka adalah orang tua saya sendiri."
Sejak itu pula, Pono berperilaku santun. Mencium kedua tangan mereka. Memberikan hal-hal yang sekiranya menyenangkan hati kedua orang lain yang telah resmi menjadi mertuanya.
Tidak itu saja, seiring dengan perjalanan waktu Pono mengetahui kesenangan-kesenangan mertuanya, kendati mereka tidak pernah mengucapkannya.
Pancaran yang tidak terucap menjadi tanda, bahwa apa yang diberikannya, apa yang dilakukannya, dan segala perbuatan Pono telah menghadirkan kegembiraan.
Satu hal yang paling tidak bisa dilupakannya adalah, kesukaan Bapak mertuanya terhadap mangga.
Bukan mangga sembarang mangga. Ada banyak jenis buah tropis yang dikenal manis. Di antaranya, mangga apel, gedong, gincu, golek, manalagi, dan tentu saja mangga arum manis.
Pada musim panen, pada bulan-bulan tertentu mangga melimpah di pasaran. Mangga favorit Bapak mertuanya, taklain dan takbukan, adalah mangga arum manis.
Pada dasarnya, buah beraroma wangi dan daging berwarna kuning kemerahan itu terasa sangat manis, disukai oleh banyak orang, termasuk Bapak mertua Pono.
Ia enggan memakan mangga lain selain daripada mangga arum manis. Pilihan pula! Di mana yang dimauinya adalah mangga arum manis yang berasal dari Probolinggo, bukan hasil budidaya di tempat selain daerah pesisir Jawa Timur itu.
Bapak mertua Pono paham betul, mana mangga arum manis asli dari Probolinggo atau bukan.
Bagi orang awam semua mangga arum manis tampak sama saja, bedanya hanya pada warna. Hijau berarti belum matang. Kuning artinya mangga siap disantap.
Tapi Bapak mertua Pono melihat warna hijau tua sedikit kuningan sebagai mangga harum manis Probolinggo. Dibauinya ujung buah yang meruncing, bukan pada pangkal yang menguning. Bau wangi di ujung menandakan bahwa buah sudah matang dan asli Probolinggo. Tanda lain, kulitnya cenderung tipis ketika dikupas.
Yang pasti, daging buahnya halus, tidak berserat, dan berwarna kuning agak kemerahan, menandakan kematangan sempurna.
Buah mangga arum manis asli Probolinggo memang baunya harum dan rasanya manis seperti gula.
Pono mendapatkannya dari supermarket khusus yang menjual buah-buahan. Tempat tersebut menjamin keaslian buah mangga arum manis benar-benar dari Probolinggo.
Tanda yang menyolok adalah stiker bulat yang menyatakan buah berasal dari Probolinggo dan matang di pohon. Ciri-ciri lainnya persis seperti yang digambarkan oleh Bapak mertua Pono.
Kadang-kadang Pono membelinya langsung di kota berhawa panas itu jika Pono sedang melakukan perjalanan dinas ke Probolinggo.
Pono mengenang kebahagiaan itu. Sudah lama Ia tidak mendapatkan senyuman tulus dari Bapak mertuanya.
Pono melamun, memandang langit biru, di hadapan penjual mangga arum manis pada sebuah sudut kota Probolinggo, "mau dibungkus berapa kilo?"
Tergagap, Pono menjawab, "lima kilo, tolong pilih yang bagus, matang pohon."
Pono membawa satu kardus mangga arum manis asli dari Probolinggo ke rumah mertuanya, tentu saja setelah memastikan keberadaan mereka.
Senyum mengembang lebar menyambut kedatangan Pono, yang kemudian mencium tangan kedua mertuanya yang sudah dianggap sebagai orang tua sendiri.
Setelah berbasa-basi, Bapak mertua Pono mengambil sebuah mangga arum manis dari kardus. Dipandangnya dengan seksama. Diciumnya dari ujung. Dikupasnya kulit yang tipis, menampakkan daging buah yang segar kemerahan.
"Manis seperti gula. Ini benar-benar mangga arum manis asli dari Probolinggo!"
Pono tersenyum bahagia.
"Sayang Vinny tidak bisa menikmatinya. Ia pergi berlibur ke luar negeri bersama suaminya," ujar Bapak mertua Pono sambil melahap daging buah mangga asli arum manis dari Probolinggo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H