Beliau tetap tegar dan terus berusaha dengan berdagang penganan, memanfaatkan kebisaannya mengolah makanan. Diyakininya bahwa rezeki sudah diatur, dan yang paling penting adalah berbuat baik, berikhtiar, dan pasrah.
Di sisi lain, pelaku usaha mikro itu masih menyisihkan keuntungan untuk mereka yang membutuhkan. Meskipun jumlahnya tidak seberapa.
Ajaibnya, ada saja orang yang memberikan sebagian hartanya kepada putranya yang sekarang berumur 7 tahun, terutama pada hari Jumat.
Bu Santi senantiasa tidak merasa khawatir dalam membesarkan putra tunggal dan anak-anak asuhnya serta merawat ibunya.
Dengan demikian, Saya memercayai bahwa keyakinan dan optimisme Bu Santi itulah yang membuatnya terus melangkah maju dengan gembira tanpa keluh kesah (juga tanpa BLT dan semacamnya) dan, barangkali, membuat dagangannya laris. Belum tengah hari sudah habis.
***
Sedikit sisa bakwan Saya borong untuk dibawa pulang. Uang kembalian dititipkan kepada Bu Santi untuk diteruskan kepada putranya yang sedang bermain bola.
Aldino kemudian mengejar langkah Saya, lalu dengan santun mengucapkan, "terimakasih banyak Om."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H