"Aku harus segera keluar dari kawasan ini!" dengan terseok-seok Bubun terus berlari menjauhi teror kengerian.
Empat orang kawan seperjalanannya lebih dahulu terkapar dimangsa kunang-kunang.
***
Kawasan luas di balik bukit itu menyimpan misteri. Konon di dalamnya terdapat sebuah peradaban yang sangat berbeda dengan desa sekitar.
Wilayah tersebut dilindungi oleh hutan lebat, yang dikenal sebagai hutan larangan. Perangkat desa mewanti-wanti agar warga tidak melintasinya.
Bertahun-tahun lalu, beberapa warga desa nekat memasuki hutan larangan, berharap menemukan sumber pangan. Kemarau panjang telah menyurutkan hasil sawah ladang.
Melalui celah sempit di antara semak belukar mereka memasuki hutan larangan.
Tetapi mereka pulang tanpa nama, kecuali seorang pria yang kembali dalam keadaan lemah. Pada kulitya menggeliat lintah akibat menerobos semak-semak lembab.
Pada sekujur badannya terdapat cabikan-cabikan bersimbah darah.
Pria malang itu mengisahkan, "hutan terkutuk! Siapapun jangan mendekatinya. Di dalamnya beterbangan ratusan cahaya kuning kehijauan yang mengerikan.”
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya ia berpesan, “cahaya itu adalah kunang-kunang jelmaan kuku-kuku iblis.