Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Ini 5 Kiat agar Komunitas Langgeng

29 September 2020   09:48 Diperbarui: 29 September 2020   17:02 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mobil VW anggota BVC, 2017 (Dokumentasi pribadi)

Tetapi saya masih mengingat pencapain komunitas otomotif di kota hujan itu, di antaranya:

  • BVC menjadi komunitas yang berkembang pesat dan dihormati keberadaannya. 
  • Ada 100 anggota ketika saya melepaskan jabatan, dua tahun sesudah terbentuk.
  • Juga memiliki bengkel modern dan besar (bubar menjelang 1998 karena salah urus).
  • Komunitas paling aktif diantara Club VW, tidak pernah absen dalam gelaran drag race dan one make race di Sentul serta senantiasa hadir dalam acara pameran, peresmian komunitas penggemar VW di kota lain dan kegiatan komunitas VW lainnya.
  • Rajin melakukan kegiatan sosial. 

Perkembangan 3 tahun terakhir saya sudah tidak mengikutinya. Tapi terinformasi, eksistensinya masih ada.

Dari kisah pengalaman berkomunitas di atas, dapat diperas saripati: 

Bahwa komunitas terbentuk tidak hanya berdasarkan kesamaan visi, hobi, dan identitas yang dapat membentuk komunitas.

Tapi ada hal-hal yang akan lebih menguatkan ikatan dalam komunitas, seperti:

  1. Anggota komunitas berasal dari kesamaan minat dan kecintaan terhadap objek yang sama, meski belum dimiliki.
  2. Anggota juga berasal dari mereka yang mempunyai kebisaan dan kebiasaan menangani persoalan di sekitar benda kesayangan yang membentuk komunitas.
  3. Antar anggota tidak membandingkan kepemilikan anggota lainnya. Lebih jauh, tidak mengecilkan keadaan anggota atau penggiat lainya.
  4. Rutin mengganti kepengurusan. Suksesi ini selain menyegarkan kepemimpinan, juga memberikan kesempatan kepada anggota yang lebih muda dan berpotensi memajukan komunitas.
  5. Melakukan kegiatan-kegiatan sosial, hubungan baik dengan komunitas lain, dan aktivitas positif lainnya.

Lima kiat di atas merupakan pengikat kuat antar anggota. 

Oleh karenanya komunitas diperlakukan sebagai wadah untuk menampung minat. Tidak eksklusif apalagi tinggi hati. Dengan demikian, sebuah kumpulan, komunitas, atau organisasi (bukan ormas) menjadi lebih langgeng keberadaannya dan juga dihargai oleh masyarakat.

Komunitas yang dibentuk karena "dendam" dan "ketidaksengajaan" itu masih ada sampai hari ini. Sebagai sistem ia menggelinding, ajeg mengusung semangat pada saat pembentukan pertama kali.

Semoga bermanfaat.

It's not a car. It's a Volkswagen!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun