Pedagang akan disibukkan dengan mencari uang kecil. Pembeli akan merasa kesal karena waktunya terbuang menunggu kembalian. Ujungnya, pembeli akan enggan berkunjung lagi.
Apalagi dalam bisnis kuliner. Rasa enggan datang sangat berpengaruh. Sekian banyak calon pembeli enggan datang lagi akan berisiko terhadap besaran penjualan.
Selama menjalankan usaha kuliner, dari yang berskala kecil hingga besar, Saya beranggapan, bahwa  penyiapan uang kecil amatlah penting untuk melancarkan transaksi.
Maka dari itu, berikut disampaikan beberapa kiat sekaligus manfaat berkenaan dengan penyediaan uang kembalian atau uang kecil:
- Mencadangkan setidaknya 10% dari perkiraan omzet hari itu. Cadangan tersebut nantinya diakui sebagai simpanan usaha pada penutupan perdagangan akhir hari.
- Menyiapkan uang kecil, dari satuan terkecil sampai dengan pecahan Rp 50 ribu. Jumlah masing-masing pecahan disesuaikan dengan pengalaman  pertukaran yang pernah dilakukan
- Menukarkan uang "besar" dengan uang kecil di Bank atau toko grosir langganan. Uang kecil berbagai pecahan biasanya selalu tersedia di dua tempat itu.
Dengan kesiapan itu, pebisnis siap melayani pelanggan dengan cepat yang dapat menambah kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan menjadi salah satu komponen penting dalam meningkatkan kinerja usaha.
Jadi, meskipun sepele, penting melakukan penyiapan atau penyediaaan uang kecil untuk kembalian dalam usaha perdagangan yang transaksinya masih tunai.
Namun untuk skala usaha yang lebih besar, sebaiknya transaksi menggunakan fasilitas pembayaran elektronik, sesuai tuntunan zaman.
Semoga kiat sederhana ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H