Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Curhat Setelah Penyesalan

23 September 2020   13:40 Diperbarui: 23 September 2020   14:12 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, Aku terlalu mencintaimu dari sejak pertama kali bertemu sampai kelak menjadi ghost, manakala napasku berhenti.

Kedua, Aku minta maaf, baru menyadari, bahwa dahulu Engkau senantiasa ada menemaniku, baik dalam keadaan gembira maupun menderita.

Ketiga, bila dikaruniai kesempatan, maka Aku tidak akan mengulangi lagi tingkah polah yang menyakitimu. Sekarang Aku sadar, perilaku itu didorong oleh rasa tidak percaya diri, ketakutan akan menjadi sendiri, dan keegoisanku semata.

Tetapi rasanya, Aku tak akan mampu mengungkapkan isi hati itu secara lisan kepadamu.

Pun Aku tidak bisa, dan tidak akan pernah mau, menuliskannya pada selembar surat berwarna pastel kesukaanmu.

Tidak!

Hanya kepada anginlah Aku bisa bercerita tentang seluruh rahasia, kendati setelahnya akan timbul genangan di pelupuk mata. 

Biarkan genangan-genangan itu menjadi kenangan abadi bagiku.

Aku menghargai lelaki baik hati yang mendampingi sisa hidupmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun