Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Giring Nyapres 2024, Antara Pembatas dan Peluang

26 Agustus 2020   14:18 Diperbarui: 26 Agustus 2020   14:14 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi flip chart (dokpri)

Salah satu peserta menyampaikan keinginan sebagai presiden RI.

Perlu diketahui, acara training tersebut diikuti berbagai karyawan dengan latar belakang variatif dan diselenggarakan sekitar awal tahun 2000-an, tidak lama setelah tumbangnya rezim Orba.

Sontak kehendak tersebut mengejutkan peserta lain yang kemudian menertawakannya sebagai hal berlebihan dan tidak mungkin dapat dipenuhi. Ruang kelas segera dipenuhi dengan suara riuh rendah ejekan.

Instruktur bule menuliskan keinginan "menjadi presiden RI" pada bagian atas sebuah flip chart, di bawahnya dibuat dua kolom. Kolom pertama diberi sub-judul "constraints" sedangkan kolom kedua diisi "opportunities".

Setiap peserta diminta mengisi masing-masing kolom tersebut dengan pendapat yang berbeda-beda. Setelah semua peserta, 25 orang, selesai menuliskan pendapatnya, kemudian apakah yang tampak pada flip chart?

Kolom constraints (pembatas-pembatas ) berisi lebih dari 25 komentar yang menyangsikan keinginan itu. Kolom opportunities (peluang- peluang ) hanya terdiri dari kurang dari 5 pernyataan yang menyepakati impian "tinggi" tersebut.

Dengan kata lain, kolom kiri berisi pernyataan lebih panjang dibandingkan pada kolom kanan.

Ilustrasi flip chart (dokpri)
Ilustrasi flip chart (dokpri)
Apa yang terjadi? Makna apa yang dapat ditarik dari fakta tersebut?

Menurut penjelasan instruktur, pada dasarnya para peserta saat itu:

  1. Tidak mau melakukan perubahan dan mengambil resiko. Resiko terburuk adalah kegagalan mencapai keinginan itu.
  2. Kalaupun melakukan perubahan sifatnya minor, hanya "to repair, to fix" bukan "to switch". Artinya hanya bisa memperbaiki sesuatu untuk mengubah suatu hal, tetapi tidak berani "beralih atau berpindah" dari sebuah keadaan kepada kebiasaan lain. Dalam bahasa lain dikenal sebagai hijrah!
  3. Masih ada orang lebih suka dengan keadaan status quo yang telah memberikan zona nyaman, dengan mempertahankan kebiasaan lama.

Hanya satu orang peserta berani mengambil resiko direndahkan. Namun Ia memiliki modal dasar untuk melesat maju dalam kehidupannya mendatang. Memiliki motivasi tinggi untuk berubah atau hijrah.

Sampai detik ini y.b.s. tidak pernah menduduki tahta presiden RI, seperti keinginannya.  Ia menjabat sebagai salah satu direktur BUMN, sekian tahun setelah peristiwa itu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun